Kompolnas Minta Propam Usut Kematian RN di Tahanan Polres Polewali Mandar
20-November-24, 16:13Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendesak Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri untuk menyelidiki kematian RN (23), pemuda yang meninggal di tahanan setelah ditangkap dan dituduh mencuri biji kakao oleh aparat kepolisian Sulawesi Barat.
"Kompolnas mendorong Propam melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang bertanggungjawab menjaga keamanan di tahanan," kata Poengky kepada salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini Senin (17/9/2024).
"Kompolnas berharap lidik sidik terhadap kasus meninggalnya RN harus dilakukan secara profesional dengan dukungan scientific crime investigation agar hasilnya tak terbantahkan," tambah dia.
Poengky mengatakan, Polri sudah memiliki Perkap No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam Pelaksanaan Tugas Polri, sehingga pimpinan dan seluruh anggota dalam melaksanakan tugas harus menghormati HAM.
"Oleh karena itu kepada orang-orang yang bertanggung jawab harus diproses pidana dan etik," tegas dia.
Kronologi Kematian RN
Kasus ini bermula ketika RN (23) bersama dua anggota keluarganya ditangkap di Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Rabu (11/9/2024).
RN ditangkap dengan tuduhan mencuri biji kakao, meski tidak ditemukan barang bukti selain pakaian RN yang disebut berbau kakao.
Tiga hari setelah penangkapan, RN ditemukan meninggal dunia di dalam tahanan Polres Polewali Mandar dengan tubuh penuh luka lebam.
Kematian tragis ini diduga terjadi akibat penganiayaan oleh aparat selama penahanan.
Nasriah, ibu RN, yang ditahan bersama anaknya dalam sel yang sama, menjadi saksi mata atas penganiayaan tersebut.
Ia menyaksikan bagaimana RN dipukuli dan diseret oleh polisi, tanpa bisa berbuat apa pun.
“Anak saya dipukuli, ditendang, dan diseret polisi. Saya menyaksikan semuanya. Setelah anak saya meninggal, tubuhnya penuh luka-luka dan lebam,” ungkap Nasriah dengan penuh kesedihan.