Mengenal Kain Tenun NTT: Proses Pembuatan, Jenis , Fungsi, dan Motif
20-November-24, 16:11Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kain tradisional, yaitu tenun. Pembuatan kain Tenun NTT dikembangkan oleh setiap suku di NTT, secara turun temurun.
Kain tenun NTT dipandang sebagai benda berharga milik keluarga yang bernilai tinggi.
Pembuatan kain tenun NTT dilakukan dengan tingkat kesulitan tinggi. Hal ini karena, tenun dibuat dengan tangan dalam waktu yang tidak singkat.
Nilai tenun yang tinggi membuat harga kain tenun NTT dapat mencapai ratusan juta rupiah.
Kain Tenun NTT
Proses Pembuatan Kain Tenun NTT
Proses pembuatan kain tenun NTT diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang dan diikat. Kemudian, benang dicelupkan dalam pewarna
Tahap selanjutnya adalah pencelupan benang pada pewarna yang terbuat dari akar pepohonan.
Setelah, warna benang merata baru dilanjutkan dengan proses penenunan.
Biasanya, motif kain tenun mencerminkan alam, hewan, serta benda-benda lain yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Namun saat ini, banyak kain tenun yang dibuat dari benang sintetis supaya dapat menjangkau pasar lebih luas.
Jenis Kain Tenun NTT
Menurut proses produksinya, kain tenun NTT dibagi dalam beberapa jenis, yaitu tenun buna, tenun ikat, dan tenun lotis atau sotis atau songket.
Tenun ikat adalah kain tenun yang proses pembuatan motif dilakukan dengan cara pengikatan benang.
Dalam tenun NTT, benang lungsi yang akan diikat untuk menghasilkan motif tertentu.
Benang lungsi adalah benang yang memanjang ke arah kain, sedangkan benang pakan adalah benang yang melintang ke arah lebar kain.
Tenun buna adalah menenun untuk membuat corak atau motif pada kain dengan menggunakan benang yang sudah diwarnai terlebih dahulu, sehingga menghasilkan motif yang indah.
Tenun lotis atau yang kerap disebut songket, proses pembuatannya mirip dengan tenun buna, namun identik dengan warna dasar gelap, seperti cokelat, hitam, biru tua, dan merah hati.
Umumnya para pengrajin menggunakan pewarna alami dari kunyit, mengkudu, tauk, dan tanaman lainnya.
Namun saat ini, banyak pengrajin yang menggunakan pewarna kimia, karena mempercepat proses pengerjaan, tahan luntur, tahan gosok, dan warnanya beragam.
Fungsi Kain Tenun NTT
Dahulu, kain tenun digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian.
Kemudian, kain tenun berkembang untuk kebutuhan adat, seperti upacara, perkawinan, tarian, dan pesta.
Kini, kain tenun juga dapat digunakan sebagai selendang, sarung, selimut, hingga pakaian
Motif Kain Tenun NTT
Pada masyarakat NTT, motif kain tenun dapat mencirikan asal pemakainya. Karena, dalam kain tenun itu tergambar ciri khas suatu suku atau pulau tertentu.
Motif tenun merupakan wujud kehidupan masyarakat dan bentuk ikatan emosional masyarakat itu.
Masyarakat NTT akan bangga menggunakan kain tenun asal sukunya, sebaliknya mereka akan merasa malu dan canggung menggunakan tenunan dari suku lain.
Contohnya, Sumba Timur memiliki motif tengkorak. Motif tenun dari Maumere berupa hujan, ranting, dan pohon.
Diperkirakan, motif-motif itu terinspirasi dari alam sekitar tempat tinggalnya.
Setiap kerajaan, wilayah, suku, dan pulau akan menciptakan sejumlah motif khas pada tenunannya.
Motif-motif tersebut diajarkan pada anak cucu agar lestari dan terjaga.
Sumber:
bobo.grid.id, ejournal.unp.ac.id, dan www.indonesia.go.id