Inovasi Siswa SMK di Bantul, Buat EWS Banjir lalu Dihibahkan ke Masjid

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Seorang guru dan dua murid SMK N 1 Pundong, Bantul, DI Yogyakarta, membuat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) untuk mendeteksi banjir.

Alat buatan siswa kelas 11 jurusan teknik elektronika ini dihibahkan ke masjid Padukuhan Pengkol, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul.

Salah satu siswa pembuat EWS banjir, Ikhwan Sidik menyatakan, ide pembuatan alat tersebut berasal dari guru pembimbingnya yakni Sumarwan pada bulan September 2023.

Dirinya bersama teman satu jurusannya yakni Evan Setiaga Pratama lalu mengumpulkan bahan pembuatnya. Dia mengatakan perencanaan pembuatan EWS menghabiskan waktu dua pekan.

Sementara pembuatannya dilakukan selama lima hari sampai pemasangan di lokasi.

"Hari pertama mendesain PCB (printed circuit board), pelarutan dan pengeboran PCB. Hari kedua memasang rangkaian dan melakukan penyolderan komponen. Hari ketiga instalasi rangkaian pada boks modul. Hari keempat penyempurnaan dan pengujian dan hari terakhir pemasang di lokasi," kata Ikhwan saat ditemui wartawan di Imogiri, Bantul, Rabu (1/11/2023).

Dijelaskannya, bahan pembuatan EWS banjir menggunakan paralon yang dilubangi. Lalu, memasukkan sensor elektroda ke dalam pipa tersebut. Dua sirine akan berbunyi dengan cepat selama enam menit tanda bahaya banjir.

"Teknisnya kalau air menyentuh sensor itu otomatis mengirimkan sinyal pada pengeras suara yang kita pasang di Masjid ini," kata dia.

Kepala SMK N 1 Pundong, Sutopo mengaku sengaja menghibahkan EWS banjir ke masjid di Pengkol, karena wilayah tersebut pernah dilanda banjir pada tahun 2017 lalu.

Pihaknya juga akan membantu perawatan alat yang diciptakan murni dari sekolahnya itu.

"Kami juga melakukan pemeliharaan setiap tahun sebelum musim hujan. Karena kami sebelumnya juga pasang EWS Banjir di Kedungjati, Selopamioro, Imogiri, kedua EWS deteksi tanah longsor di Pedukuhan Blali, Seloharjo, Pundong dan yang ketiga ya hari ini," kata dia.

Sutopo mengatakan biaya pembuatan EWS itu murni dari pihak sekolah. Untuk biaya pembuatan EWS banjir berkisar antara Rp 15 juta sampai Rp 20 juta.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, pihaknya terbantu dengan adanya EWS Banjir dari SMK N 1 Pundong.

"EWS banjir sangat kita butuhkan karena menurut BMKG akhir bulan November merupakan musim hujan di Bantul. Apalagi, untuk EWS banjir kami baru punya lima unit," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/01/223304578/inovasi-siswa-smk-di-bantul-buat-ews-banjir-lalu-dihibahkan-ke-masjid