"Flight Data Recorder" Super Tucano Berhasil Ditemukan
20-November-24, 14:41Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Flight Data Recorder (FDR) dan peralatan persenjataan pesawat tempur Super Tucano yang jatuh Keduwung, Ploso, Pasuruan, Kamis (16/11/2023) lalu berhasil dievakuasi.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengungkapkan, proses evakuasi telah dilakukan sejak Jumat (17/11/2023) kemarin.
Selanjutnya FDR dibawa ke Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang.
"Sementara saya sampaikan yang sudah diungsikan canon senjata pesawat. Yang diamankan senjata dari kedua pesawat, meskipun tidak ada amunisinya, tapi itu penting agar tidak disalahgunakan oleh orang lain," kata Agung Sasongkojati melalui sambungan telepon, Sabtu (18/11/2023).
Selain persenjataan, Flight Data Recorder (FDR) juga telah diamankan dan dibawa oleh tim investigasi.
Selanjutnya, FDR itu akan diserahkan ke tim Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI (Puslaiklambangjaau).
"Sementara nanti tim Puslaiklambangjaau yang akan memeriksa itu, kelihatannya datanya bisa dibaca di tempat kita, namun tentu kami punya satu bagian dari informasi," katanya.
Sedangkan untuk potongan badan pesawat, menurut Agung, belum dapat dievakuasi sampai saat ini.
Menurutnya, proses evakuasi akan memakan waktu selama satu pekan karena cuaca hujan dan medan yang cukup curam.
"Rencana evakuasi akan menggunakan helikopter. Namun, karena medannya cekung, sehingga berpotensi membahayakan bagi helikopter turun," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dua dari empat pesawat EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 mengalami kecelakaan di kawasan lereng Gunung Bromo, tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023) siang.
Kedua pesawat pesawat itu memiliki nomor ekor TT-3111 dengan penumpang Letkol Pnb Sandhra Gunawan sebagai Frontseater (pilot) dan Kolonel Adm Widiono bertindak sebagai Backseater.
Kemudian pesawat kedua nomor ekor TT-3103 dengan dua penumpang Mayor Pnb Yuda A. Seta selaku Frontseater (pilot) dan Kolonel Pnb Subhan sebagai Backseater.
Keempat pesawat tempur itu take off dari Lanud Abdurrachman Saleh pukul 10.51 WIB, dan dua di antaranya hilang kontak pada pukul 11.18 WIB.
Akibat peristiwa itu, empat perwira TNI AU gugur. Mereka adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan selaku Frontseater dan Kolonel Adm Widiono bertindak sebagai Backseater pesawat TT-3111.
Kemudian, Mayor Pnb Yuda A. Seta selaku Frontseater dan Kolonel Pnb Subhan sebagai Backseater pesawat TT-3103.
Keempat korban tersebut adalah pejabat di Lanud Abdulrachman Saleh. Letkol Pnb Sandhra Gunawan menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Kolonel Adm Widiono menjabat sebagai Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor Pnb Yuda A. Seta Kadisops Lanud Abdulrachman Saleh, dan Kolonel Pnb Subhan sebagai Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh.