Prabowo, Asmujiono, dan soal Tinggi Badan
20-November-24, 14:08MALANG, reporter media nasional yang mempublikasikan, sebagaimana disebutkan oleh kumpulan berita terkini – Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20/10/2024), memberikan kesan mendalam bagi Serka (Purn) TNI Asmujiono, warga Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Asmujiono mengaku sempat sujud syukur setelah menyaksikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia melalui televisi.
Ekspresi tersebut merupakan ungkapan kebahagiaan dan kebanggaan Asmujiono terhadap Prabowo, mantan atasannya saat masih aktif di Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, khususnya di Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
"Kemarin saya sujud syukur menyaksikan prosesi pelantikan Pak Prabowo. Saya tahu bagaimana perjuangan dan jiwa nasionalisme Pak Prabowo sejak beliau muda," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Senin (21/10/2024).
Prabowo dan tinggi badan Asmujiono
Asmujiono menceritakan bahwa ketika hendak bergabung dengan Kopassus sempat dinyatakan gagal oleh Prabowo. Saat itu, Prabowo menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Danpusdiklatpassus).
Meskipun nilai tes fisik dan sikapnya dinyatakan baik, ia tidak memenuhi syarat tinggi badan minimal 168 cm. Pasalnya, tinggi badan Asmujiono hanya 165 cm.
Namun, Mayor Jenderal TNI Fransiskus Xaverius Suhartono Suratman (saat itu Kolonel) meminta Prabowo untuk menerima Asmujiono.
“Setelah lima kali menghadap, Pak Prabowo akhirnya melunak dan menerima saya masuk di Kopassus,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Senin (21/10/2024).
Kesempatan itu dimanfaatkan secara maksimal oleh Asmujiono. Di satuan khusus itu, ia terlibat dalam berbagai operasi, mulai dari Timor Timur hingga Aceh.
“Setelah mengikuti operasi, biasanya prajurit mendapat cuti. Tapi saya tidak boleh cuti, dan ditunjuk Alm Bapak Doni Monardo sebagai Komandan Batalyon untuk ikut kursus Sandi Jejak,” tuturnya.
Misi ke Puncak Everest
Setelah mengikuti kursus tersebut, Asmujiono kembali ditunjuk oleh Doni Monardo untuk mengikuti seleksi ekspedisi Everest 1997, yang diinisiasi oleh Danjen Kopassus saat itu, Mayjen TNI Prabowo Subianto.
“Akhirnya saya terpilih sebagai salah satu tim dalam ekspedisi itu,” tuturnya.
“Misi itu dibuat oleh Pak Prabowo untuk menyaingi Malaysia, yang juga memiliki misi serupa sebagai negara Asia Tenggara pertama yang mencapai puncak Everest. Namun, Malaysia gagal mencapai puncak,” imbuhnya.
Asmujiono berangkat ke Nepal bersama 43 orang, terdiri dari 16 prajurit TNI dan 27 warga sipil (atlet pendaki).
"Setelah melalui berbagai rintangan untuk menuju puncak Everest, hanya 3 orang yang berhasil melanjutkan hingga ke titik kumpul (basecamp) 4, yaitu saya, Lettu Iwan Setiawan (kini Mayjend TNI), dan Sertu Misirin," ujarnya.