Kisah 5 ABK KM Hentri Terombang-ambing 4 Hari di Laut, Kapal Terbakar dan 25 Rekannya Masih Hilang
20-November-24, 12:30Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Lima anak buah kapal (ABK) KM Hentri ditemukan selamat setelah empat hari terombang-ambing di perairan Kepulauan Tanimbar.
Mereka nekat melompat ke laut dan berpegangan pada jeriken setelah kapal yang mereka tumpangi terbakar di antara Pulau Molu Kepulaun Tanimbar dan perairan Maluku Tenggara.
Kapal penangkap cumi-cumi tersebut sebelumnya bertolak dari Pelabuhan Angke, Jakarta pada 15 Agustus 2021 dan hendak menuju Papua.
Saat melintas di perairan Kepulauan Tanimbar, kapal tersebut diterjang gelombang tinggi dan terjadi guncangan hebat yang mengakibatkan kapal terbakar.
Diduga kapal tersebut terbakar pada Jumat (3/9/2021) sekitar pukul 05.00 WIT. Namun Basarnas Ambon baru menerima laporan kecelakaan pada Rabu (8/9/2021).
Kelima ABK yang selamat adalah Adrian Rahman, Asep Suryana, dan Angga Framudya, yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Lalu, Hengky dari Palembang dan Lasari dari Ambon.
Sementara 25 rekannya masih dinyatakan hilang dan 2 orang lainnya ditemukan meninggal dunia. Saat berkayar, KM Hentri membawa 32 ABK.
Menurut Kepala Kantor Basarnas Ambon, Mustari saat kapal terbakar, 32 ABK langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
“Namun karena cuaca yang buruk dan gelombang sangat tinggi, para ABK ini terpisah satu sama lain dan dan akhirnya sebagian hilang,” ujarnya.
Menurut Mustari, kelima ABK tersebut selamat setelah ditolong nelayan dan ditemukan dalam keadaan lemas. Mereka kemudian dievakuasi ke Tanimbar.
Sementara itu dari sebuah video yang beredar, tampak sebuah kapal nelayan mencoba menolong KM Hentri yang terbakar di tengah lautan.
Namun, kondisi tidak memungkinkan karena hampir semua bagian kapal sudah terbakar dan nyaris tenggelam.
Pencarian dihentikan sementara
Pencarian 25 ABK KM Hentri yang dinyatakan hilang untuk sementara dihentikan oleh tim SAR gabungan, Kamis (9/9/2021).Penghentian sementara dilakukan karena kondisi cuaca yang sangat buruk dan gelombang tinggi di perairan tersebut.
“Cuaca di laut sangat ekstrem sekali, tinggi gelombang mencapai 4 sampai 6 meter jadi tidak bisa dilakukan pencarian,” kata Mustari kepada sumber yang dilansir kumpulan berita terkini via telepon seluler, Kamis (9/9/2021).
Rencananya pencarian akan dilakukan dengan kapal milik PSDKP Tual. Tetapi, karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, pihak PSDKP tidak berani mengerahkan kapalnya untuk misi tersebut.
“Tadi kita mau gerakan kapal PSDKP tapi mereka mempertimbangkan kondisi cuaca di lapangan yang sangat buruk, gelombang sangat tinggi jadi mereka tidak berani,” ujarnya.
SUMBER: media nasional yang mengungkapkan berita ini, yang kemudian dimuat di kumpulan berita terkini (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor : Dheri Agriesta, Phytag Kurniati)