Sektor usaha optimistis hadapi Tahun Politik 2024
20-November-24, 12:01Kumpulan berita terkini mengutip laporan dari media terkemuka nasional - Komitmen pemerintah untuk menjaga ekonomi tumbuh 5,2 persen dengan tingkat inflasi di bawah satu digit menjadikan sektor usaha optimistis menyambut tahun 2024.
Beberapa perusahaan besar bahkan sudah menyatakan niatnya untuk ekspansi di awal 2024. Kali ini bukan target konservatif yang dibuat tetapi sudah target agresif sesuai harapan pemerintah.
Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sebagai salah satu asosiasi perusahaan terbesar Indonesia termasuk yang anggotanya mulai bergerak saat ini.
Salah satu indikator yang bisa dipakai terkait bangkitnya industri makanan dan minuman ini bisa dilihat dari iklan yang terpampang di media massa maupun media sosial yang begitu masif di awal 2024 ini.
Belanja iklan ke dua sektor (makanan dan minuman) ini menepati peringkat ketiga dan keempat, setelah komunikasi/ komputer dan kosmetik/ kebersihan yang masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua versi data Nielsen.
Perhelatan akhir tahun di DKI Jakarta sebagai contoh, mayoritas perusahaan yang ikut berpartisipasi di dalamnya merupakan perusahaan-perusahaan papan atas yang masuk ke dalam peringkat Nielsen.
Berbagai sektor usaha ini bersama warga Jakarta sama-sama bersuka cita menyambut tahun baru 2024 dengan segudang harapan untuk mengembangkan ekonomi menjadi lebih baik.
Harus diakui, tahun 2024 merupakan tahun politik. Namun, pengalaman dalam berbagai penyelenggaraan Pemilu tidak membuat perusahaan menahan diri untuk melakukan ekspansi.
Berbagai strategi pun sudah dipersiapkan sejak awal tahun 2024 bahkan beberapa diantaranya sudah menyiapkan sejumlah sejumlah program hingga satu tahun ke depan.
Strategi pemasaran
Founder dan Chairman MCorp Hermawan Kertajaya mengatakan masa depan (future) tidak dapat dihentikan. Siapa pun yang menjadi presiden dan wakil presiden nantinya, tidak ada yang dapat mengubah. Dalam situasi apapun, baik politik, ekonomi, dan sosial, merek (produk) harus tetap berkelanjutan (sustainable).
Tahun 2024, menurut dia, sangat menantang bagi pemasar dan pelaku bisnis. Selain karena ada pemilihan umum, juga gejolak geopolitik global yang membayang-bayangi.
Bagi mereka yang berkecimpung di bidang pemasaran, membutuhkan bekal sekaligus panduan dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat dan efektif ke depan.
Banyak cara di bidang pemasaran untuk menciptakan peluang agar daya beli masyarakat kian membaik ini dapat tergarap dengan sempurna.
Masih dari tren digital saat ini, perusahaan ini melakukan pendekatan kepada pasar dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasarannya disampai media konvensional.
Salah satu produsen makanan dan minuman yang secara agresif menyiapkan strategi pemasaran di awal tahun dengan cara menggarap peluang dari kalangan muda.
Perusahaan yang terlibat pada perhelatan "Malam Muda-Mudi Jakarta Kota Global" di akhir tahun ini, dalam strateginya mengajak kalangan muda untuk mewujudkan keinginannya.
Tentunya banyak harapan positif dari kalangan muda. Maka dari itu, perusahaan ingin ikut mendorong agar keinginan tersebut bisa tercapai, kata Nina Febriani selaku Kepala Pemasaran PT ABC President Indonesia menjelaskan soal strateginya di tahun 2024.
Perusahaan ini juga tidak mau ketinggalan memperkenalkan program-programnya kepada khalayak dengan memanfaatkan teknologi digital.
Strategi berbeda juga disiapkan salah satu produsen produk perlengkapan rumah tangga elektronik yang juga sudah menyiapkan ancang-ancang di awal tahun 2024.
Bahkan untuk melekatkan citra merek, perusahaan ini lebih memilih melakukan pendekatan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini menjadi mitranya.
Sebagai langkah awal perusahaan ini mendistribusikan blender secara cuma--cuma kepada pedagang jus di Ibu Kota serta program ini akan berlanjut ke 33 provinsi di Indonesia.
Brand Manager perusahaan ini, Wiryadi mengatakan setidaknya sudah menyiapkan seribu blender untuk pedagang jus di seluruh Indonesia melalui dealer resmi yang ada.
Program ini merupakan inisiatif perusahaan sejak tahun 2019 yang pada saat itu pandemi COVID-19 masih berlangsung. Program 1.000 blender itu menjadi bagian dari rangkaian program-program dalam memfasilitasi para pelaku UMKM agar mereka bisa segera pulih.
Melalui program ini, perusahaan selain memberikan produk gratis juga melakukan branding dengan spanduk atau stiker mulai dari gerobak hingga kios para pedagang jus. Perusahaan juga memberikan edukasi terkait perawatan unit dan keunggulan produk agar hasil yang didapat bisa maksimal.
Salah seorang pedagang Jus Ceria, Yusuf mengaku senang mendapat satu unit jus serta mendapat spanduk dan stiker atas nama gerainya. Dia juga optimis menyambut tahun 2024 dengan harapan cerah dapat mengembangkan usaha yang ditekuni sejak lama.
Kesamaan
Belajar pengalaman dari kedua perusahaan ini terdapat kesamaan dalam hal memasarkan produk. Kedua perusahaan dari contoh tersebut sama-sama melibatkan khalayak dalam mengembangkan bisnisnya atau dalam istilah pemasaran menggunakan teori berbasis konsumen.
Mengapa konsumen (khalayak) mengambil peranan penting ? Karena, baik perusahaan maupun pasar harus lah bisa berjalan beriringan. Hilangnya daya beli masyarakat sudah barang tentu bakal memukul sektor usaha.
Salah satu produsen minuman berusaha mendekati pasar dari kalangan muda melalui pertunjukan musik pada malam tahun baru. ANTARA/ GanetPandemi bisa menjadi contoh berharga. Ketika banyak masyarakat kehilangan daya beli akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), praktis perusahaan juga banyak yang ikut bertumbangan.
Belajar dari itu maka strategi pemasaran berbasis konsumen menjadi hal yang paling penting. Meskipun implementasi di lapangan tentunya berbeda-beda menyesuaikan dengan produk dan tentunya belanja iklan yang harus dikeluarkan.
Seperti strategi melibatkan kalangan muda tentunya hal itu bertujuan untuk membuat mereka optimistis menyambut 2024. Artinya strategi itu bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
Meskipun sifatnya hanya memberikan motivasi tetapi hasil akhirnya pada akhirnya daya beli meningkat serta lebih penting citra terhadap produk tersebut bisa melekat.
Mereka yang sedang menempuh pendidikan diharapkan bisa mendapat hasil yang memuaskan, sedangkan yang tengah menjalankan bisnis diharapkan sukses, atau yang menempuh karir bisa mulus mencapai jenjang yang lebih tinggi.
Hal serupa juga dengan bagi-bagi blender. Tentunya bukan sekedar hadiah atau charity melainkan juga untuk meningkatkan daya beli pelaku UMKM yang selama ini menjadi salah satu pasarnya.
Dengan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan produknya untuk berjualan tentunya juga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Apalagi dengan edukasi keunggulan tentunya citra akan kian melekat kepada pasar yang menjadi sasarannya.
Entah dari segi harga yang murah, keawetan, kinerja alat, layanan purna jual, serta aspek-aspek lain yang membuat produk tersebut semakin diingat konsumen.
Jadi, Pemilu 2024 yang kebetulan juga berlangsung di awal tahun, seharusnya bukan lagi sebagai penghambat bagi perusahaan untuk menjalankan bisnis. Kebijakan perusahaan untuk menunggu atau "wait and see" lebih baik ditinggalkan jauh-jauh.
Masyarakat Indonesia saat ini jauh lebih dewasa dalam menghadapi Pemilu, sektor usaha seharusnya menjadikan hal ini sebagai peluang. Jadi, sudah tidak lagi sekadar menunggu, tetapi segera saja berlari kencang agar bisa meraih peluang pasar.