RS Kartika Husada Akhirnya Minta Maaf kepada Orangtua Bocah yang Meninggal Dunia usai Operasi Amandel
20-November-24, 11:39Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Komisaris sekaligus pemilik RS Kartika Husada Jatiasih, Nidya Kartika, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga A, bocah 7 tahun yang meninggal dunia usai operasi amandel.
Di hadapan awak media, Nidya mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya A, yang mengembuskan napas terakhir pada Senin (2/10/2023).
"Teruntuk keluarga pasien, terutama untuk bapak dan ibu dari adik (A) yang kami sayangi, dari hati yang paling dalam, kami mohon dimaafkan segala kekurangan yang menimbulkan kecekcokan dan kekecewaan selama perawatan dan pengobatan," kata Nidya dalam konferensi pers di RS Kartika Husada Jatiasih, Selasa (3/10/2023).
Nidya menuturkan, perawatan dan pengobatan untuk A dari awal masuk sampai tutup usia, sudah dilakukan sesuai prosedur.
"Tim medis berupaya memberikan yang terbaik, insya Allah semua tindakan sudah sesuai SOP," ujarnya.
Nidya melanjutkan, tidak ada sedikit pun niatan tim medis dan rumah sakit yang merugikan atau menelantarkan A.
"Selama kendala dalam komunikasi dengan pihak keluarga di mana terjadi kesalahpahaman, terlambat mengetahui informasi yang keluarga inginkan, yaitu meminta resume medis," ujarnya.
Resume medis memang sempat diminta keluarga agar A cepat dirujuk ke rumah sakit lain.
Nidya mengaku baru mengetahui pihak keluarga meminta resume medis pada Jumat (22/9/2023), empat hari setelah A dioperasi.
Nidya bersama tim medis RS Kartika Husada Jatiasih mencari rujukan RS lain untuk A. Namun, tidak ada RS yang mau menerima.
Selain itu, kata Nidya, pemindahan A sangat berisiko karena kondisinya sangat lemah.
Sebagai informasi, A meninggal dunia pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB. Ia didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel pada Selasa (19/9/2023).
Dari keterangan ayah A, Albert, anaknya hanya mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan diangkat.
Namun usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung. Ia terpaksa dirawat di ruang intensif.
Beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak.