British Council Buka Beasiswa Khusus Perempuan, Kuliah Gratis di Inggris
20-November-24, 11:18Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Menurut data dari Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Ilmiah PBB (UNESCO), kurang dari 30 persen peneliti dunia adalah perempuan dan hanya 30 persen pelajar perempuan memilih bidang terkait bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di pendidikan tinggi.
Secara global, partisipasi siswa perempuan pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat rendah yakni hanya tiga persen, ilmu pengetahuan alam, matematika dan statistik sebanyak lima persen, serta teknik, manufaktur dan konstruksi hanya delapan persen.
Oleh karena itu, British Council meluncurkan beasiswa Women in STEM yang pendaftarannya dibuka setiap tahun bagi perempuan, termasuk perempuan Indonesia guna memberdayakan perempuan di bidang STEM.
Beasiswa ini memberikan kesempatan tanpa batas usia, tetapi harus memiliki pengalaman bekerja atau kontribusi aktif di bidang STEM.
Beasiswa Women in STEM beri banyak manfaat
Beasiswa Women in STEM diberikan oleh pemerintah resmi United Kingdom (UK) untuk para perempuan mendapatkan gelar magister bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di Inggris.
Beasiswa ini memberikan kesempatan bagi perempuan muda yang belum pernah menjalani pendidikan setara S1 di Inggris.
Untuk mendukung pembelajaran di Inggris, British Council memberikan bantuan kepada calon penerima beasiswa berupa:
- Biaya pendidikan
- Biaya tempat tinggal
- Biaya transportasi
- Visa dan jaminan kesehatan
- Reimburse biaya IELTS (jika dibutuhkan)
Peserta dapat mengikuti seleksi di universitas yang berjalin mitra dengan British Council dan mengikuti peraturan yang ada di universitas masing-masing. Selanjutnya, peserta diminta untuk melakukan presentasi kepada British Council untuk mempertimbangkan penerimaan beasiswa.
Menurut Agatha, salah satu alumni penerima beasiswa British Council 2020, tantangan tersulit dalam mendaftar British Council ialah menulis esai. Karena di universitasnya tidak ada tahap wawancara, esai calon penerima beasiswa harus maksimal. Ditambah lagi, bahasa utama Agatha bukanlah Bahasa Inggris.
“Saat isolasi mandiri karena Covid19 di Inggris dan diwajibkan membayar biaya isolasi, British Council membantu untuk mengcover biaya itu jadi kami tenang karena gak perlu pusing-pusing tinggal belajar,” Agatha membagikan ceritanya ke sumber yang dilansir kumpulan berita terkini pada Obrolan Newsroom (15/03/2024).
Menurut Business Development Manager British Council, Muhaimin Syamsuddin, beasiswa ini tidak mewajibkan peserta untuk kembali ke Indonesia, tetapi British Council mengharapkan kontribusi baik dalam bidang STEM di Indonesia.
“Jadi ini memang bukan ikatan dinas yang mewajibkan peserta untuk pulang ke Indonesia, yang penting stay through their dream dan dapat membagikan ceritanya setelah pulang pendidikan,” ujar Muhaimin kepadasalah satu media informasi.
Program ini telah berjalan selama 4 tahun. Pendaftaran British Council tahun ini masih berlangsung hingga saat ini, dan akan ditutup pada bulan April 2024.