Kemeriahan Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi di Kota Malang
20-November-24, 10:50Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang menggelar Kirab Budaya dan Pawai Ogoh Ogoh menyambut Hari Raya Nyepi Saka 1946 di Kota Malang, Jawa Timur. Kegiatan itu dilaksanakan pada Minggu (10/3/2024), mulai pukul 13.00 WIB.
Ada tujuh ogoh-ogoh dengan tema berbeda diarak mulai Bundaran Tugu Balai Kota Malang-Jalan Majapahit-Jalan Basuki Rahmat (Kayutangan)-Jalan Kahuripan dan kembali lagi ke Bundaran Tugu Balai Kota Malang.
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung yang diarak keliling saat menjelang Hari Raya Nyepi, dan melambangkan sebuah tokoh Hindu bernama Bhuta Kala.
Dari tujuh ogoh-ogoh yang diarak, ada yang bertemakan Jalandhar, Tarakasur, Bhatara Kala, Sang Kala Kalimaya, Wong Samar, Kereb Akasa, Aras Ijomaya. Semua ogoh-ogoh tersebut diarak dengan diiringi musik gamelan khas Bali.
Ketua PHDI Kota Malang, Prof I Made Wartana mengatakan, sebenarnya sudah ada 24 ogoh-ogoh yang telah disiapkan.
Namun, hanya tujuh ogoh-ogoh yang siap dari kota dan kabupaten Malang. Sedangkan ogoh-ogoh lainnya akan diarak di tingkat kecamatan atau desa.
"Yang sisanya itu tetap disiapkan karena proses penyucian itu kan mulai dari tingkat kabupaten/ kota, kemudian di kecamatan, dan di desa. Yang lain mungkin dilakukan upacara yang lebih kecil, sama dan diakhir dengan Ogoh Ogoh," kata Prof I Made Wartana, Minggu (10/3/2024).
Kirab ogoh-ogoh ini digelar bertujuan untuk mengusir atau menetralkan sifat-sifat negatif.
Sehingga, diharapkan ketika memasuki Hari Raya Nyepi pada Senin (11/3/2024), umat Hindu tidak terganggu dalam hal apa pun dan bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk.
Dia juga berharap, kegiatan ini bisa menjadi atraksi budaya tahunan yang menarik.
Salah satu ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol untuk menghanguskan semua energi negatif yang ada di alam semesta, atau pada diri manusia.
Selain itu dalam kegiatan ini juga terdapat penampilan Bantengan dan Barongsai.
"Nyepi ini bisa dikatakan hari kebangkitan, persatuan, kebersamaan, ya puji syukur kalau ada rekan-rekan kita dari Khonghucu, kemudian dari Bantengan untuk berpartisipasi sebenarnya tidak masalah," katanya.