Calon Pramugari Asal Asahan Tewas Saat Pendidikan di Medan, Keluarga Lapor Polisi
20-November-24, 10:48Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Seorang wanita inisial ADF (19) diduga meninggal dalam kondisi tidak wajar saat menjalani pendidikan sebagai calon pramugari di Sumatera Flight Education di Komplek Citra Garden, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Thomy Faisal Sitorus Pane selaku kuasa hukum keluarga korban mengatakan, ADF didaftarkan kursus penerbangan pada 29 Juli 2024 untuk menjadi pramugari. ADF kemudian tinggal di asrama yang sudah disediakan.
“Lalu, pada Selasa, 1 Oktober 2024, sekitar pukul 23.00 WIB, pihak asrama bilang korban sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU),” kata Thomy kepada reporter media nasional yang mempublikasikan, sebagaimana disebutkan oleh kumpulan berita terkini melalui saluran telepon, Selasa (29/10/2024).
“Tak lama, keluarga ditelpon lagi dan mendapat kabar korban sudah meninggal dunia. Mendapat kabar duka itu, bergeraklah keluarga ini dari Asahan ke Medan,” sambungnya.
Sesampainya di RS USU, keluarga membawa korban ke Asahan untuk dimakamkan. Namun saat memandikan jenazah, keluarga mendapati hal janggal di tubuh korban.
“Ada lebam di leher yang diindikasikan karena dicekik. Selain itu, ada lebam di punggung dan rusuk. Jari-jari tangan dan kaki itu juga biru. Dugaannya itu akibat adanya kekerasan,” ungkap Thomy.
Berangkat dari kejadian itu, keluarga korban membuat laporan ke Polda Sumut STTLP/B/1507/X/2024/SPKT/Polda Sumatera Utara pada 23 Oktober 2024.
Di lain pihak, Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi mengaku telah menerima laporan dari keluarga korban. Saat ini polisi masih menyelidiki perkara tersebut.
“Pastinya kami masih melakukan penyelidikan. Sejumlah saksi nanti akan diperiksa,” ucap Hadi kepada media nasional sebelumnya, seperti yang dilansir oleh kumpulan berita terkini melalui saluran telepon.
Di samping itu, Hendra Manatar Sihaloho selaku kuasa hukum Sumatera Flight Education membantah dugaan tersebut. Dia menegaskan, tidak ada dugaan kekerasan yang terjadi di asrama.
“Pastinya nanti kita tunggu hasil penyelidikan dari polisi. Tapi kami membantah ada dugaan kekerasan terjadi di sini,” kata Hendra kepada sumber yang dilansir kumpulan berita terkini melalui saluran telepon.