Penyaluran kredit Holding UMi capai Rp622,3 triliun di triwulan II
20-November-24, 10:03Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp622,3 triliun kepada 36,1 juta debitur hingga akhir triwulan II 2024.
Jumlah tersebut tumbuh 7,7 persen secara year on year (YoY). Dari total kredit, sebesar Rp496,2 triliun di antaranya disalurkan melalui kredit mikro BRI. Sedangkan sebesar Rp77 triliun disalurkan oleh Pegadaian dan sisanya senilai Rp49,2 triliun disalurkan PNM.
Melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa kunci pertumbuhan ekosistem UMi tak lepas dari penyaluran kredit yang selektif (selective growth).
“BRI juga akan memperkuat positioning bisnis mikronya dengan pendekatan ecosystem centric dan strategi Pemberdayaan Berada di Depan Pembiayaan,” kata Supari.
Dia menambahkan, BRI juga akan fokus pada penguasaan micropayment dengan pembentukan ekosistem berbasis pemberdayaan. Dengan begitu, selain meningkatkan penghimpunan simpanan masyarakat, hal ini diharapkan turut meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Selasa (30/7) menyampaikan, pihaknya terus mendorong kinerja bisnis penyaluran pembiayaan ultra mikro meski di tengah kondisi ekonomi global tidak stabil dan daya beli masyarakat melemah.
Erick mengingatkan peran penting usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam stabilisasi ekonomi saat krisis ekonomi 1998. Ketika daya beli masyarakat sedang turun atau UMKM sedang melemah, imbuh dia, pemerintah atau BUMN tidak boleh meninggalkan mereka.
Dia menekankan bahwa BUMN memiliki key performance indicators (KPI) yang mencakup kontribusi pada kebijakan fiskal melalui pajak dan dividen, serta peran sebagai agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
"Kita harus melindungi kelas menengah, mendorong usaha kecil menjadi besar, dan yang besar menjadi pemain global,” kata Erick.