Lonjakan Harga Beras dan Krisis Pangan

SELAMA periode satu minggu terakhir, 19-25 Februari 2024, sebagian besar harga bahan makanan di tingkat pengecer di seluruh Indonesia mengalami kenaikan.

Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras jenis premium naik sebesar 0,37 persen menjadi Rp 16.320 per kilogram (kg), sedangkan harga beras jenis medium naik sebesar 0,49 persen menjadi Rp14.290 per kg.

Meskipun demikian, harga beras masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 - Rp 11.800 per kg untuk beras medium dan Rp 13.900 - Rp 14.800 per kg untuk beras premium berdasarkan Perbadan No.7/2023.

Kenaikan harga beras belakangan ini bisa menyulut krisis pangan karena dampaknya dapat merembet ke harga bahan makanan lainnya yang penting.

Kondisi pasar yang tidak stabil menyebabkan pasokan beras tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan, sehingga harga beras terus melonjak. Ini menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.

Lonjakan harga beras mencerminkan situasi pasar sedang bergejolak mengakibatkan ketersediaan beras tidak dapat mengikuti permintaan.

Direktur utama Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan lonjakan harga dan kelangkaan stok beras disebabkan peningkatan bantuan beras dari pemerintah.

Produksi beras Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 2,05 persen sejak 2023, turun dari 31,54 juta ton pada 2022 menjadi 30,90 juta ton pada 2023.

Meskipun lahan pertanian padi masih luas di Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), produksi beras masih tidak mencukupi setiap tahun.

Lonjakan harga gabah di tingkat petani, termasuk di sentra-sentra produksi, juga menjadi masalah serius, bahkan telah melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sejak Maret 2023.

Akibatnya, kenaikan harga beras bagi konsumen menjadi tak terhindarkan.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan lonjakan harga beras adalah harga pupuk yang tinggi.

Harga pupuk masih tinggi disebabkan konflik antara Rusia dan Ukraina, yang keduanya merupakan produsen utama bahan baku pupuk.

Ketahanan pangan Indonesia menghadapi ancaman serius akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang sepanjang 2023.

Menurut Moh Ismail Wahab, Direktur Serealia Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, El Nino mengakibatkan potensi curah hujan menurun atau bahkan tidak turun sama sekali selama satu tahun, mengganggu jadwal tanam dan memaksa petani untuk menunda atau mengubah pola tanam.

https://money.kompas.com/read/2024/02/26/060000226/lonjakan-harga-beras-dan-krisis-pangan