Hadapi El Nino, Bapanas Pastikan Stok Pangan Aman
20-November-24, 09:14Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok pangan dalam negeri aman untuk menghadapi dampak dari cuaca ekstrem El Nino.
Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri memprediksi puncak El Nino akan terjadi pada Agustus dan September 2023.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan untuk komoditas beras, pihaknya telah menugaskan Perum Bulog untuk mempercepat penyerapan 2,4 juta ton beras untuk kebutuhan masyarakat tahun ini.
"Mengenai stok pangan, pertama saya sampaikan sampai akhir 2023 nanti stok pangan komoditas strategis kita aman. Pertama beras itu bapanas sudah menugaskan Bulog untuk menyerap 2,4 juta ton. Sumbernya dari produk dalam negeri terutama sehingga harus kita jaga di tingkat petani supaya baik kemudian di hilirnya inflasinya terjaga dengan baik karena akan berpengaruh pada daya beli masyarakat," ujar Arief saat jumpa pers FMB 9 Kominfo bertajuk Waspadai Dampak El Nino, Senin (31/7/2023).
Lebih lanjut Arief menuturkan, cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini sudah mencapai 800.000 ton. Kemudian Presiden juga menargetkan pada bulan depan agar CBP dapat mencapai 1 juta ton.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah melanjutkan program bantuan pangan berupa beras 10 kilogram untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mulai Oktober sampai Desember 2023.
Selain beras, pemerintah juga memitigasi untuk memperpanjang umur simpan di beberapa komoditas seperti ayam dan daging ruminansia.
"Itu udah kita stok lebih dari awal menggunakan cold storage, di sini kita juga pastikan kebutuhan kita 700.000 ton teradengan baik," kata Arief.
Sementara untuk komoditas hortikultura, pemerintah tengah menyiapkan urban farming untuk memastikan tetap bisa melakukan tanam di saat El Nino melanda nanti.
"Gerakan pangan murah juga dilakukan setiap saat, memindahkan stok dari suprlus ke defisit itu dilakukan setiap hari. Itu tidak boleh selesai, tidak boleh putus," jelas Arief.
Di kesempatan yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta pemerintah daerah mulai mulai mengedukasi masyarakat agar menghemat penggunaan air bersih. Penghematan bisa dilakukan dengan menggunakan air secukupnya.
"Mulai dari sekarang penggunaan air itu betul-betul dihemat. Air hanya bisa digunakan misalnya untuk memasak dan minum, tetapi untuk mandi dan kebutuhan-kebutuhan lain sebaiknya tidak menggunakan sumber-sumber air bersih," kata Suharyanto.