PBNU Berduka: Kepergian Paus Fransiskus Dirasakan Seluruh Umat Manusia
Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia. Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, dikabarkan telah berpulang pada usia 88 tahun. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menyampaikan ungkapan belasungkawa mendalam atas kepergian tokoh yang dikenal luas karena kesederhanaan dan komitmennya terhadap isu-isu kemanusiaan.
"Wafatnya Sri Paus Fransiskus merupakan kehilangan bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Katolik," ujar Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025). Pernyataan ini mencerminkan pandangan PBNU terhadap Paus Fransiskus sebagai sosok yang melampaui batas-batas agama dan menjadi panutan dalam memperjuangkan nilai-nilai universal.
Gus Yahya menuturkan bahwa PBNU sangat berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus, seorang pemimpin umat Katolik yang dikenal karena kesederhanaannya. Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan bahwa Paus Fransiskus adalah sosok yang gigih dan tak kenal lelah dalam membela kemanusiaan. Keteladanan dan inisiatif Paus Fransiskus dalam mendorong aksi-aksi kemanusiaan di berbagai belahan dunia menjadi inspirasi bagi banyak pihak, termasuk PBNU.
"Ini yang kami teladani dari Sri Paus Fransiskus. Kami berharap nantinya akan muncul pemimpin yang sebaik beliau," imbuh Gus Yahya, mengungkapkan harapan agar semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkan Paus Fransiskus dapat terus dilanjutkan oleh para pemimpin di masa depan.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus pertama kali disampaikan oleh Camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell. Dalam pernyataannya, Kardinal Farrell mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat. Kardinal Kevin Farrell juga mengatakan bahwa Paus Fransiskus mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Kardinal Kevin Farrell juga menyampaikan rasa syukur yang besar atas teladan Paus Fransiskus sebagai murid sejati Tuhan Yesus.
Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus sempat menjalani perawatan di RS Gemelli, Roma, Italia akibat kesulitan bernapas. Kondisinya kemudian memburuk, dengan bronkitis yang dideritanya berkembang menjadi pneumonia ganda. Riwayat kesehatan Paus Fransiskus juga menjadi perhatian khusus karena sebagian paru-parunya telah diangkat sejak muda, yang meningkatkan risiko masalah paru-paru kronis.