Ahli Wanti-wanti Banjir Jakarta jika Hujan Terus Sampai 10 Februari
20-November-24, 08:43Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memperingatkan potensi banjir DKI Jakarta meluas jika hujan melulu sampai satu dasarian atau sepuluh hari di awal Februari.
Erma, dalam sebuah cuitan di X (sebelumnya Twitter), menjelaskan distribusi hujan di Jakarta dan wilayah sekitarnya - Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi - menunjukkan intensitas tertinggi tidak lagi dari selatan, yakni kawasan Bogor, tapi di utara dengan intensitas mencapai 60 mm.
"Kalau sampai 10 Feb hujan terus lanjut, segera lmitigasi banjir Jakarta jika meluas. Ingat, Jakarta juga dapat kiriman dari Bgr," cuit Erma lewat akun pribadinya, @Eyulihastin, Selasa (30/1).
Ia merujuk pada Peta Sebaran Hujan Jabodetabek dari 29–30 Januari 2024, dengan lima besar daerah dengan hujan intensitas sedang (20-50 mm/hari) hingga lebat (50-100 mm/hari) mayoritas di wilayah utara Jakarta.
Rinciannya sebagai berikut:
- Stasiun Cempaka Baru (59 mm/hari)- Stasiun Sunter Timur I Kodamar (58 mm/hari)- Stasiun Meteorologi Soekarno Hatta (43,9 mm/hari)- Stasiun Pulomas (38 mm/hari)- Stasiun Automatic Rain Gauge (ARG) Kelapa Gading (37,8 mm/hari)
Erma juga menjelaskan hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Selasa malam (30/1) hingga Rabu dini hari (31/1) terbentuk menjalar dari laut "yang dapat berpotensi masuk ke darat".
"Penjalaran hujan dari laut ini juga diperkuat dg konveksi yg terbentuk dari Lampung. Ya bersiap saja, secara rata-rata intensitas harian hujan sekitar 80 mm utk Jabodetabek," cuit Erma.
Alhasil, menurut Peta Sebaran Hujan Jabodetabek 30 Januari pukul 07.00 WIB sampai 31 Januari pukul 07.00 WIB dari BMKG, curah hujan lebih deras terjadi terutama di utara Jakarta.
+ Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok 144 mm+ Stasiun Meteorologi Kemayoran 110,5 mm+ Automatic Rain Gauge (ARG) Kelapa Gading 97,4 mm+ Pulomas 96 mm+ Cempaka Baru 85 mm
Imbas hujan deras itu, beberapa wilayah terpantau sudah terendam banjir.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, 17 RT (dua RT di Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara, dan 15 RT di Jakarta Timur), serta 16 ruas jalan tergenang air, Rabu (31/1).
Berapa angka curah hujan yang potensial memicu banjir di Jakarta?
Erma menyarankan ada kajian teknik sipil soal ambang batas (threshold) curah hujan harian yang bisa memicu banjir di Jakarta dan daya tampung drainasenya.
Yang jelas, kata dia, curah hujan saat ini sudah terbilang "parah" terutama imbas fenomena Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).
Dikutip dari situs BMKG, CENS merupakan gelombang angin permukaan utara yang kadang melintasi ekuator atau khatulistiwa di laut pedalaman Indonesia (Laut China Selatan bagian selatan dan Laut Jawa) dan dibedakan dari gelombang dingin biasa.
Fenomena ini memengaruhi konveksi (pembentukan awan hujan) di Laut Jawa dan Pulau Jawa serta "terkadang menyebabkan curah hujan yang tinggi."
Erma melanjutkan fenomena CENS ini "sedang terjadi sekarang," dan ini mesti diwaspadai.
"Ketika El Nino, threshold terbawah [curah hujan] 109 mm. Kalau tidak ada, fenomena lain yang kita sebut CENS, itu lebih parah, batas bawah 200 [mm]," tuturnya, ditemui di kantor BRIN, Jakarta, Rabu (31/1).
"Jakarta perlu meningkatkan kapasitas menampung airnya. Itu intinya," lanjut dia.
Peringatan dini BMKG di halaman berikutnya...