Dolar AS Perkasa, Harga Minyak Dunia Bergerak Ugal-ugalan

Jakarta, Seperti yang dilansir media nasional yang dikutip oleh kumpulan berita terkini - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan akhir pekan, meskipun secara mingguan harga minyak mentah dunia masih berada di jalur positif.

Pada perdagangan Jumat (21/6/2024), harga minyak WTI anjlok 1,75% di posisi US$80,73 per barel. Begitu juga dengan harga minyak Brent turun 0,55% di posisi US$85,24 per barel.

Namun, pada perdagangan sepekan, harga minyak WTI masih mencatatkan kenaikan 2,91%, begitu juga dengan harga minyak Brent berada di jalur positif dengan melesat 3,17%.

Harga minyak mentah turun sekitar 1% pada perdagangan Jumat karena kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan minyak global dapat terpukul oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat dan berita ekonomi negatif dari beberapa bagian dunia.

Harga turun meskipun ada tanda-tanda peningkatan permintaan minyak AS dan penurunan persediaan bahan bakar yang membantu mendongkrak harga minyak mentah ke level tertinggi tujuh minggu sehari sebelumnya.

Penurunan tersebut mendorong WTI keluar dari area overbought untuk pertama kalinya dalam empat hari, sementara harga minyak mentah berjangka Brent tetap overbought untuk hari keempat berturut-turut untuk pertama kalinya sejak awal April.

Indeks dolar AS naik ke level tertinggi dalam tujuh minggu terhadap sekeranjang mata uang lainnya efek sikap The Federal Reserve (The Fed) yang terus menahan untuk memangkas suku bunga sehingga terlihat bersikap lebih dovish di tempat lain.

The Fed menaikkan suku bunga secara agresif pada tahun 2022 dan 2023 untuk menjinakkan lonjakan inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi mendorong biaya pinjaman bagi konsumen dan bisnis, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Dolar AS yang lebih kuat juga dapat mengurangi permintaan minyak dengan membuat komoditas berdenominasi dolar AS seperti minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Di konsumen minyak terbesar di dunia, aktivitas bisnis AS merangkak naik ke level tertinggi dalam 26 bulan pada bulan Juni di tengah rebound dalam lapangan kerja, tetapi tekanan harga mereda secara signifikan, menawarkan harapan bahwa perlambatan inflasi baru-baru ini kemungkinan akan berkelanjutan.

Namun, penjualan rumah yang sudah ada di AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Mei karena harga rumah yang mencapai rekor tertinggi dan kebangkitan kembali suku bunga hipotek menyingkirkan calon pembeli rumah.

Data dari Badan Informasi Energi AS pada hari Kamis menunjukkan total produk yang dipasok, proksi untuk permintaan minyak, naik sebesar 1,9 juta barel per hari minggu lalu menjadi 21,1 juta barel per hari.

Meskipun harga minyak mentah turun, harga bensin berjangka AS RBc1 naik untuk hari keempat ke level tertinggi dalam satu bulan karena permintaan yang meningkat selama musim mengemudi di musim panas dan terjadi penurunan persediaan.

Sementara itu, di India, data sementara pemerintah menunjukkan kilang minyak memproses hampir 1,3% lebih banyak minyak mentah pada bulan Mei dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pangsa pasokan Rusia dalam impor ke India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, meningkat.

"Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat di Asia juga meningkatkan sentiment minyak. Kilang minyak di seluruh wilayah tersebut mengembalikan sebagian kapasitas yang tak beroperasi setelah pemeliharaan," ujar analis di ANZ Research.

Namun di zona euro, pertumbuhan bisnis melambat tajam pada bulan ini karena permintaan turun untuk pertama kalinya sejak Februari.

Di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, Beijing memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan dengan Uni Eropa terkait impor kendaraan listrik dapat memicu perang dagang.

Ketegangan geopolitik menambah gambaran yang beragam.

Militer Ukraina mengatakan pesawat nirawaknya menyerang empat kilang minyak, stasiun radar, dan objek militer lainnya di Rusia.

Pimpinan Hizbullah Lebanon minggu ini berjanji akan melakukan konflik besar-besaran dengan Israel jika terjadi perang lintas batas dan juga mengancam Siprus, anggota UE, untuk pertama kalinya.

Di Ekuador, perusahaan minyak negara Petroecuador telah menyatakan force majeure atas pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor setelah penutupan jaringan pipa dan sumur minyak utama akibat hujan lebat.

(saw)

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240623094236-128-548484/dolar-as-perkasa-harga-minyak-dunia-bergerak-ugal-ugalan