Green Jobs: Strategi Mengatasi Pengangguran Gen Z di Makassar
20-November-24, 07:55Oleh: Jose Segitya Hutabarat
Pengajar di Sekolah Ciputra Kasih Makassar
Dikutip oleh kumpulan berita terkini dari media nasional Indonesia - Pengangguran di kalangan Gen Z merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani, terutama di Kota Makassar yang kini bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hampir 10 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) berstatus menganggur atau NEET (Not in Employment, Education, and Training) sedangkan di Kota Makassar Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 10,60 persen.
Situasi ini semakin kompleks dengan karakteristik unik Gen Z yang berbeda dari generasi sebelumnya, yang memerlukan pendekatan inovatif dalam menciptakan lapangan kerja.
Salah satu solusi yang dapat dijadikan jalan keluar adalah pengembangan green jobs, pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan.
Green jobs tidak hanya menjawab kebutuhan pekerjaan bagi Gen Z, tetapi juga menghadirkan kesempatan untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang semakin kritis.
Relevansi Green Jobs bagi Gen Z
Green jobs menawarkan peluang bagi Gen Z untuk berpartisipasi dalam sektor-sektor yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, seperti keberlanjutan, inovasi, dan keinginan untuk berkontribusi pada perubahan positif.
Banyak Gen Z yang tertarik pada isu-isu lingkungan, menjadikan green jobs sebagai sektor yang menarik bagi mereka. Selain itu, sektor ini juga sejalan dengan tren global menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Di Makassar, potensi pengembangan green jobs sangat besar, terutama mengingat wilayah ini memiliki tantangan ekologis yang signifikan, seperti kerusakan lingkungan pesisir dan ancaman perubahan iklim.
Pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi ini dengan mengembangkan proyek-proyek lingkungan seperti restorasi mangrove, pengelolaan sampah berbasis komunitas, dan energi terbarukan.
Contoh Relevan Green Jobs di Makassar
Salah satu contoh konkret adalah pengembangan industri energi terbarukan di Makassar, khususnya melalui pemanfaatan energi surya dan angin.
Dengan meningkatnya permintaan energi bersih, peluang kerja dalam instalasi, pemeliharaan, dan pengelolaan pembangkit listrik tenaga surya dan angin akan terus tumbuh.
Perusahaan-perusahaan startup yang berfokus pada solusi energi terbarukan dapat didorong melalui insentif dan kemudahan akses modal, membuka lapangan kerja baru bagi Gen Z.
Contoh lain adalah program restorasi mangrove di pesisir Makassar.
Program ini tidak hanya membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan melindungi ekosistem pesisir, tetapi juga menciptakan pekerjaan bagi penduduk lokal, termasuk Gen Z, dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, dan penelitian lingkungan.
Program semacam ini bisa dikolaborasikan dengan sektor pariwisata yang juga merupakan andalan Kota Makassar, mengembangkan ekowisata berbasis komunitas.
Selain itu, pengelolaan sampah dan daur ulang juga bisa menjadi sektor green jobs yang berkembang di Makassar. Kota ini membutuhkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan mengembangkan bisnis daur ulang dan pengelolaan limbah, pekerjaan baru bisa tercipta, baik di bidang operasional, logistik, maupun edukasi lingkungan.
Rekomendasi Kebijakan bagi Pemangku Kepentingan
Untuk mendorong pertumbuhan green jobs dan memberdayakan generasi muda di Makassar, pemerintah kota perlu mengambil peran sentral.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfokus pada ekonomi hijau menjadi langkah krusial.
Selain itu, pemberian insentif bagi perusahaan yang menciptakan lapangan kerja hijau, pelatihan sertifikasi bagi tenaga kerja, serta fasilitasi akses pembiayaan bagi UMKM lingkungan akan sangat membantu.
Selanjutnya, pendirian inkubator bisnis khusus green jobs dapat menjadi katalisator bagi lahirnya startup-startup inovatif di sektor ini.
Perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam mewujudkan ekosistem green jobs yang kondusif.
Pengembangan kurikulum yang relevan dengan pasar kerja hijau, pembentukan pusat studi lingkungan, serta kemitraan dengan industri akan menghasilkan lulusan yang siap berkontribusi.
Di sisi lain, sektor swasta dapat mendorong pertumbuhan green jobs dengan mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan, berinvestasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran karyawan akan isu lingkungan.
Partisipasi masyarakat juga tak kalah penting, mulai dari perubahan gaya hidup menuju keberlanjutan, dukungan terhadap usaha lokal, hingga keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial lingkungan.
Kesimpulan
Mengatasi pengangguran Gen Z di Makassar melalui green jobs bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan potensi lokal dan mengarahkan kebijakan ke arah pembangunan yang lebih hijau, kita dapat menciptakan lapangan kerja yang tidak hanya mengurangi angka pengangguran tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Langkah-langkah ini membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Dengan demikian, Makassar tidak hanya menjadi kota yang berkembang, tetapi juga menjadi pelopor dalam menciptakan masa depan yang hijau dan inklusif.(*)