Media Asing Sebut Raja Jawa Jadi Pemicu Darurat Demokrasi Indonesia

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Majalah berita asal Inggris, The Economist menyoroti sosok Raja Jawa dengan menyebutnya sebagai penyebab keadaan darurat demokrasi di Indonesia.

Panggilan Raja Jawa belakangan populer setelah disingung oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dalam pidato perdananya sebagai pimpinan baru partai berlambang pohon beringin itu.

"Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap, saya kasih tahu," ujar Bahlil pada Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, dikutip dari Kompas.com (21/8/2024).

Saat ditanya soal siapa Raja Jawa, Bahlil enggan mengungkapkannya. Namun, santer beredar bahwa panggilan itu merujuk kepada orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lantas, apa yang dikatakan media asing soal Raja Jawa?

Raja Jawa disebut memicu kemarahan rakyat

Artikel The Economist soal Raja Jawa dirilis dengan judul "The King of Java inflames an Indonesian "democratic emergency" pada Kamis (29/8/2024).

Menurut media ini, berbagai upaya yang dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk mempertahankan kekuasaannya, telah membuat marah rakyat Indonesia.

Bahkan, apa yang dilakukannya akan dikagumi pula oleh Soeharto, presiden yang memimpin Indonesia dengan tangan besi dari tahun 1967-1998.

"Jokowi melakukan pengambilalihan partai mendiang diktator, Golkar, pada 21 Agustus, ketika orang kepercayaannya, Bahlil Lahadalia terpilih menjadi pemimpin baru partai," tulis The Economist.

Setelah itu, disinggung juga soal pidato fenomenal Bahlil yang disebut merupakan peringatan bagi para lawannya untuk tidak bermain-main dengan Raja Jawa.

Upaya pengukuhan kekuasaan ini semakin terlihat, saat di waktu yang sama DPR RI berupaya menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dengan menyusun revisi Undang-Undang (UU) Pilkada secara tergesa-gesa.

Apabila UU Pilkada disahkan, politisi opisisi, Anies Baswedan tidak bisa mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur (cagub) Jakarta. Syarat minimum pencalonan pun berubah dari usia 30 menjadi 29 tahun.

Hal itu dinilai akan menguntungkan Kaesang Pangarep untuk maju berkontestasi di Pilkada 2024. Rakyat yang geram pun akhirnya melakukan demonstrasi dan meramaikan lini masa media sosial dengan gambar garuda biru yang menyatakan "keadaan darurat demokrasi".

Tak hanya itu, media Inggris ini juga menyinggung soal istri Kaesang, Erina Gudono yang menjadi bulan-bulanan setelah memperlihatkan dirinya sedang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat menggunakan jet pribadi di tengah kondisi negara sedang genting.

Presiden Jokowi di awal masa menjabat

The Economist juga mengulas perjalanan karier Jokowi sejak awal menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 2014.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/08/31/094500965/media-asing-sebut-raja-jawa-jadi-pemicu-darurat-demokrasi-indonesia