PBNU Gelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban, Akan Bahas Isu-isu Modern
20-November-24, 06:29Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban I. Acara akan digelar di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/2/2023).
Dalam siaran pers yang diterima salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini sekitar 300 ulama bakal menghadiri kegiatan ini. Terdapat 15 ulama dari dalam negeri maupun yang menjadi pembicara kunci.
Forum para ahli hukum dan mufti ini akan membicarakan berbagai isu modern, antara lain konsep Islam tentang negara modern, soal relasi dengan non-Muslim, maupun terkait tata politik global.
Ketua Umum PPBNU KH Yahya Cholil Staquf memandang adanya kekosongan cukup besar di tengah arus wacana toleransi dan moderasi beragama. Maka dari itu, PBNU menyelenggarakan Muktamar Internasional Fikih Peradaban untuk menjaring pandangan para ulama ahli fikih mengenai hal tersebut.
"Kita hendak memulai satu perbincangan satu wacana yang serius di kalangan para ulama ahli fikih tentang bagaimana sebetulnya wawasan peradaban itu dikaitkan dengan nilai syariah yang valid," ujar pria yang kerap disapa Gus Yahya ini dalam konferensi pers di Hotel Shangri-La Surabaya, Minggu (5/2/2023).
Ia menuturkan, kegiatan ini bukanlah satu agenda yang kecil, melainkan raksasa. Pasalnya, hal tersebut melewati pergulatan yang tidak ringan. Ia memberanikan diri untuk melaksanakannya sebagai proses keilmuan yang valid demi kebaikan di masa depan.
"Proses keilmuan yang valid tentang bagaimana umat Islam memperjuangkan masa depan peradaban lebih baik untuk semua orang," ucapnya.
Gus Yahya berharap Muktamar Internasional Fikih Peradaban dapat menginisiasi bergulirnya wacana mengenai fikih peradaban dalam konteks global.
"Tujuan dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban ini menginisiasi diskursus wacana tentang peradaban seperti apa yang hendak kita inginkan bagi masa depan umat manusia,"
Di samping itu, ia juga berharap para ulama internasional dapat bersinergi dalam mengupayakan wacana tersebut.