Edouard Mendy, Dulu Hampir Putus Asa dengan Sepak Bola, Kini Juara Piala Afrika

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional -  Trofi Piala Afrika 2021 seolah menggenapi kisah perjalanan karier luar biasa kiper timnas Senegal, Edouard Mendy, yang pernah menjadi pengangguran dan hampir putus asa dengan sepak bola.

Edouard Mendy menjadi salah satu sosok penting dalam keberhasilan timnas Senegal menjuarai Piala Afrika 2021.

Dalam perjalanan ke podium juara Piala Afrika, kiper milik Chelsea itu mencatat tiga cleansheet alias tanpa kebobolan dari lima penampilan.

Satu catatan nirbobol itu ditulis Mendy pada laga final kontra Mesir di Stadion Olembe, Yaounde, Kamerun, Senin (7/2/2022) dini hari WIB.

Edouard Mendy berhasil menjaga gawang Senegal tak kebobolan selama 120 menit dan memaksa laga berlanjut ke babak adu penalti.

Pada adu penalti, Mendy menunjukkan kepiawaiannya. Kiper berusia 29 tahun itu bisa menahan dua dari empat penalti The Pharaohs.

Kehebatan Edouard Mendy kemudian diteruskan oleh rekan-rekannya yang menjadi algojo penalti.

Senegal berhasil menjaringkan empat bola dari lima kesempatan, sekaligus menyegel kemenangan 4-2 vs Mesir di laga final.

Setelah pertandingan, Edouard Mendy dinobatkan sebagai kiper terbaik Piala Afrika 2021.

Trofi Piala Afrika 2021 plus predikat kiper terbaik, seolah melengkapi kisah luar biasa seorang Mendy yang sempat jadi pengangguran dan hampir putus asa dengan sepak bola.

Delapan tahun lalu, tepatnya 2014, Mendy yang masih berusia 22 tahun, dilepas oleh klub kasta kelima Perancis, AS Cherbourg. Seketika itu, dia jadi pengangguran.

Situasi Edouard Mendy bertambah sulit. Pada 2015, pasangannya bersiap untuk melahirkan anak pertama.

Mendy terpaksa mendaftar untuk mendapat tunjangan pengangguran dari Pemerintah Perancis, atau biasa disebut Pole Emploi.

“Situasi tersebut sangat rumit, pikiran saya terbelah antara keharusan menafkahi keluarga dan keinginan untuk meneruskan karier sepak bola,” ujar Mendy dalam sebuah wawancara dengan RMC, 6 Mei silam.

“Saya punya keinginan untuk bertahan, sebab saya ingin anak saya bangga kepada saya. Dia bisa bilang bahwa ayahnya pantang menyerah,” tutur Mendy.

Namun, Edouard Mendy menolak menyerah. Setelah sembilan bulan berada di titik terendah, Mendy mendapat tawaran trial di Olympique Marseille untuk mengisi pos kiper ketiga.

Di Marseille, Mendy hanya bermain di tim cadangan dan gagal menembus tim utama. Namun, siapa sangka, sejak saat itulah, kariernya mulai melejit.

Pada musim panas 2016, Edouard Mendy menandatangani kontrak profesional bersama tim kasta kedua Liga Perancis, Reims.

Edouard Mendy punya andil dalam keberhasilan Reims promosi ke Ligua 1 - kasta tertinggi Liga Perancis - pada 2017-2018.

Performa Mendy semakin apik begitu dia pindah ke Rennes pada 2019-2020 hingga menrik perhatian raksasa Inggris Chelsea.

Mendy lantas menjadi bagian dari Chelsea, terhitung mulai musim 2020-2021. Sejak saat itu, Mendy merengkuh berbagai pencapaian membanggakan, baik di level klub maupun individu.

Di musim pertamanya, Mendy mengantarkan Chelsea ke tangga juara Liga Champions 2020-2021, sekaligus menjadi kiper terbaik turnamen.

Tak lama setelah itu, Mendy juara Piala Super Eropa bareng The Blues setelah menang adu penalti melawan Villarreal.

Pada awal 2022, Mendy dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik FIFA 2021. Dia mengalahkan beberapa kandidat lain, termasuk Gianluigi Donnarumma.

Dengan demikian, lengkap sudah kisah perjalanan karier Mendy. Dia telah berhasil mempresembahkan gelar untuk klub dan negaranya.

https://bola.kompas.com/read/2022/02/07/14000088/edouard-mendy-dulu-hampir-putus-asa-dengan-sepak-bola-kini-juara-piala-afrika