Korsleting Listrik Dominasi Penyebab Kebakaran di Jakarta dalam Dua Tahun Terakhir

Jakarta mencatat angka kebakaran yang signifikan dalam dua tahun terakhir, dengan korsleting listrik menjadi penyebab utama. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa dari total 1.653 kasus kebakaran yang terjadi selama 2023 dan 2024, sekitar 69,5 persen diakibatkan oleh masalah kelistrikan ini.

Rincian data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, terdapat 864 kasus kebakaran, dan pada tahun 2024 tercatat 789 kasus. Dari jumlah tersebut, masing-masing 607 dan 541 kasus disebabkan oleh korsleting listrik. Temuan ini menyoroti masalah serius terkait keamanan instalasi listrik di rumah-rumah warga Jakarta.

Ketua Sub Kelompok Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono, menekankan bahwa sebagian besar kebakaran disebabkan oleh faktor internal, bukan dari luar rumah. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak instalasi listrik rumah tangga yang tidak memenuhi standar keamanan dan penggunaan listrik yang tidak aman menjadi faktor risiko utama.

Faktor-faktor lain seperti kebocoran tabung gas, pembakaran sampah, dan penggunaan lilin juga berkontribusi terhadap kejadian kebakaran, meskipun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan korsleting listrik.

Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia, Prof. Fatma Lestari, menyoroti pentingnya edukasi publik mengenai keselamatan listrik atau electrical safety. Menurutnya, pemahaman yang baik tentang cara mencegah kebakaran akibat listrik sangat penting untuk mengurangi risiko.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa mayoritas kebakaran terjadi pada malam atau dini hari, dengan titik api sering kali berasal dari ruang keluarga atau dapur. Hal ini seringkali disebabkan oleh kelalaian atau sistem kelistrikan yang tidak aman.

Fatma juga menyoroti bahwa kawasan padat penduduk dengan instalasi listrik yang sudah tidak layak sangat rentan terhadap kebakaran. Kondisi sosial ekonomi yang kurang baik juga memperburuk situasi ini.

Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat diimbau untuk secara berkala memeriksa dan memperbaiki instalasi listrik di rumah mereka. Selain itu, memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di lingkungan RT/RW juga sangat disarankan sebagai langkah pencegahan awal.

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan kebakaran yang bisa dilakukan:

  • Periksa Instalasi Listrik: Pastikan instalasi listrik di rumah Anda memenuhi standar keamanan dan diperiksa secara berkala oleh teknisi yang kompeten.
  • Hindari Beban Berlebih: Jangan menggunakan terlalu banyak peralatan listrik secara bersamaan pada satu stop kontak.
  • Gunakan Peralatan Listrik yang Bersertifikasi: Pilih peralatan listrik yang memiliki sertifikasi keamanan dari lembaga yang berwenang.
  • Perhatikan Kabel: Hindari kabel yang terkelupas atau rusak. Segera ganti kabel yang sudah tidak layak pakai.
  • Matikan Peralatan Listrik: Matikan peralatan listrik yang tidak digunakan, terutama saat akan tidur atau meninggalkan rumah.
  • Jangan Menumpuk Barang Mudah Terbakar: Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari sumber panas atau listrik.
  • Sediakan APAR: Pastikan Anda memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di rumah dan tahu cara menggunakannya.
  • Edukasi Keluarga: Ajarkan anggota keluarga tentang bahaya kebakaran dan cara mencegahnya.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko kebakaran akibat korsleting listrik dapat diminimalkan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh warga Jakarta.