Cerita Yeremias, Putra NTT Berprestasi yang Kuliah di ITB dengan Program ADik
20-November-24, 03:55Di balik kesuksesan seorang, ada perjuangan luar biasa yang ia lakukan. Hal tersebut yang dirasakan oleh Yeremias Mangu, putra Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sejak kecil, Yeremias mengalami perjalanan pendidikan yang berbeda dengan kawan-kawannya. Saat jenjang SMP, ia sempat bersekolah di Community Learning Center - Sekolah Indonesia Kinabalu (CLC-SIKK), sebuah sekolah Indonesia di Sabah, Malaysia.
Hal tersebut dirasakannya karena harus mengikuti orang tua yang bekerja sebagai buruh di negeri Jiran tersebut. Setelah lulus pada 2019, Yeremias menguji keberuntungan dengan mengikuti seleksi Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).
ADEM merupakan program bantuan pendidikan Kemendikbudristek kepada siswa-siswi jenjang SMP/sederajat di Papua, daerah 3T, dan anak buruh migran di Malaysia. Dengan kriteria tersebut, ia mengikuti seleksi dan lolos sehingga harus kembali ke Tanah Air.
Yeremias pun bersekolah jenjang SMA di SMAN 5 Sukabumi, Jawa Barat. Lulus pada 2022, Yeremias kembali mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).
ADik sendiri merupakan beasiswa bagi siswa-siswi di Papua, daerah 3T, dan anak buruh migran di Malaysia. Mereka diberikan kesempatan untuk menjalani pendidikan tinggi di seluruh perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Tidak sembarangan, Yeremias berhasil masuk di kampus top Indonesia. Ia kini berkuliah di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB).
Baca juga: Mulai Kuliah Usia 16 Tahun, Syifa Lulus Jadi Wisudawan Termuda UB
|
Juarai Lomba Tingkat Nasional
Kesempatan berkuliah tidak disia-siakan Yeremias, terlebih ITB menjadi kampus impiannya sejak masih SMP di Malaysia. Ia bertekad untuk meraih prestasi, salah satunya melalui lomba Huawei ICT Competition National Level 2023-2024 bidang jaringan komputer.
Awalnya, Yeremias mengikuti seleksi tingkat kampus dan lolos menjadi anggota tim yang mewakili ITB. Saat mengikuti lomba tingkat kampus, ia mengaku belum diberi materi perkuliahan tentang jaringan komputer.
Menyiasati keterbatasannya, Yeremias mempelajari segala hal tentang jaringan komputer secara otodidak selama sekitar tiga bulan. Ketika belajar, ia juga tak ragu untuk bertanya kepada dosen dan kakak tingkat dan membuat target belajar.
"Saya banyak belajar dari internet, misalnya melalui YouTube, melalui website khusus untuk jaringan komputer. Selain itu saya juga aktif bertanya kepada dosen dan kakak tingkat. Saat liburan, saya pun semacam membuat target belajar," katanya, dikutip dari laman resmi Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Kamis (18/1/2024).
Berbagai upaya tersebut memberikan hasil yang manis dengan posisi tim inti mewakili ITB. Tidak hanya itu, pada puncak kompetisi Digital Talent Day 25 di Universitas Tarumanegara pada November 2023 lalu bersama timnya, Yeremias meraih juara I kategori sistem jaringan komputer.
Kini, putra NTT tersebut akan mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang sejenis di tingkat Asia pada Maret 2024 mendatang.
Ingin Bangun NTT
Keberhasilan yang diraihnya membuat Yeremias terus mengingat awal perjuangan untuk bersekolah dan berkuliah. Ia mengaku senang dan bersyukur bisa mengikuti ADEM dan ADik karena bisa belajar dan dibimbing sosok hebat.
Contohnya ketika jenjang SMA, ia menuturkan bertemu guru SMAN 5 Sukabumi serta pimpinan rumah singgah Lemnaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Yayasan Bimasakti, Idris. Karena jauh dari keluarga, ia menghabiskan waktu belajarnya di rumah singgah tersebut.
Ketika sampai di ITB, ia bercerita mendapat bimbingan dari kemahasiswaan kampus Ganesha tersebut. Terutama pada tahun pertama, berbagai bimbingan yang diberikan membekas padanya.
Pengalaman tersebut menumbuhkan cita-cita baru Yeremias, yakni membangun tanah kelahirannya di Pulau Flores, NTT. Ke depannya, ia berharap bisa memberikan kontribusi dengan memajukan berbagai bidang, termasuk teknologi dan internet.
Dengan demikian, ia bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat NTT. Untuk mencapai hal ini, Yeremias bahkan sudah menyusun rencana jangka panjang pasca kelulusan kuliahnya nanti.
"Selain ingin memajukan teknologi komunikasi, saya berencana budidaya kacang mete bersama teman-teman, namun rencana jangka pendek, bekerja dulu untuk membantu orang tua yang ingin kembali ke NTT karena usianya sudah tua,"paparnya.
Nah, begitulah cerita Yeremias Mangu asal NTT yang melanjutkan sekolah melalui beasiswa ADEM dan ADik Kemendikbudristek. Apakah detikers ingin mengikuti jejaknya?