Ciri-ciri Sushi yang Sudah Basi dan Risikonya Jika Tetap Dikonsumsi

Jakarta -

Sushi adalah makanan khas tradisional Jepang yang populer di seluruh dunia. Menikmati sushi yang tepat adalah dikonsumsi langsung setelah dihidangkan.

Sushi harus segera dikonsumsi karena tidak bisa bertahan lama. Sushi mentah dapat disimpan pada suhu ruangan hingga 2 jam dan di lemari es selama 1-2 hari.

Dikutip dari Healthline, ikan mentah dan makanan laut, termasuk sushi, harus dibungkus rapat dengan plastik pembungkus, foil, atau kertas antilembap dan disimpan di lemari es atau freezer, sesuai dengan pedoman FDA untuk penyimpanan ikan mentah dan makanan laut.

Ciri-ciri sushi sudah basi

Bau: Bakteri dapat menyebabkan sushi rusak dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Jika menyimpan sushi di lemari es, pastikan untuk mencium baunya yang menyengat sebelum memakannya.

Perubahan warna: Meskipun mendinginkan sushi dapat sedikit mengubah rasa dan teksturnya, periksa sushi secara visual untuk melihat perubahan warna yang signifikan atau tanda-tanda kerusakan lainnya, seperti jamur.

Berlendir. Makanan yang sudah basi, terutama nasi, sering kali mengeluarkan lendir. Jika melihat atau merasakan lendir pada sisa makanan, buang sushi tersebut.

Risiko memakan sushi yang basi

Ikan dan makanan laut mentah, seperti sushi dan sashimi, lebih mungkin mengandung parasit dan bakteri yang dapat menular ke manusia dan menyebabkan penyakit bawaan makanan.

Meskipun gejala setiap orang dapat bervariasi, gejala paling umum dari penyakit bawaan makanan adalah diare, muntah, mual, dan kram perut. Kasus keracunan makanan mungkin parah, terutama di antara mereka yang dianggap berisiko tinggi mengalami komplikasi, termasuk anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, ibu hamil, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Selain risiko penyakit bawaan makanan, sushi dapat menjadi sumber merkuri - logam berat beracun yang, dalam jumlah besar, dapat merusak otak, usus, dan ginjal.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7582670/ciri-ciri-sushi-yang-sudah-basi-dan-risikonya-jika-tetap-dikonsumsi