Keren! Dua Anak Gen Z Buka Kafe Bareng dengan Tema Unik

Jakarta -

Dua sahabat wanita ini telah membuktikan dirinya bisa sukses di usia muda. Mereka berhasil membangun kafe di salah satu lokasi populer di Singapura. Begini kisahnya.

Setiap orang memiliki mimpi yang mereka harap bisa menjadi kenyataan. Mimpi tersebut bisa terwujud dalam waktu dekat atau lambat dengan cara yang berbeda.

Beberapa orang bisa mewujudkan mimpi tersebut di usia muda. Seperti dua wanita berusia 17 tahun ini.

Pemiliknya, Qays dan Aesha berteman sejak Sekolah Dasar (SD). Keduanya kini sama-sama kuliah.

Qays mengambil jurusan diploma di Events management di Republic Polytechnic, sedangkan Aesha ambil jurusan Digital Media Communications di Singapore Polytechnic, lapor 8days.sg (09/11/23).

Cafe Siesta yang dibangun kedua wanita muda itu ada di salah satu spot populer di Singapura, tepatnya di Bugis. Kafe ini menawarkan menu-menu menarik, seperti aneka toast atau roti panggang hingga kreasi kentang goreng, minuman, dan dessert.

Qays dan Aesha mengaku cukup kesulitan menjalani bisnis kuliner sambil belajar kuliah. Namun, keduanya menganggap bisnis kuliner ini sebagai project dari passion dan menjadi suatu tanggung jawab yang perlu mereka selesaikan setelah belajar dan di akhir pekan.

Ini menu-menu makanan yang ditawarkan oleh cafe milik dua pemuda itu. Foto: dacstudios.co / mothership.sg

Membangun bisnis kuliner dengan skala kafe di usia 17 tahun mungkin terdengar mustahil. Namun, kegigihan dan tekad yang kuat bisa menghilangkan pandangan tersebut.

Qays Zara Mumahham Fariq, salah satu pemiliknya mengungkap sejak kecil dirinya sudah berusaha mencari uang. Mahasiswi tingkat 1 ini datang dari keluarga sederhana. Qays pun awalnya hanya bekerja paruh waktu di sebuah restoran bernama Overrica, di Kampong Glam.

Pekerjaan ini ia lakukan bukan semata-mata untuk mendapat penagalaman, tetapi hasilnya dipakai untuk membiayai kuliah. Qays pun menunjukkan kegigihannya dalam bekerja di restoran tersebut, sampai akhirnya ia diakui sebagai salah satu pegawai terbaik.

Ketekunan dan semangatnya pun menarik perhatian pemilik Overrice, Megan Lim. Sampai-sampai Lim mencari peluang untuk merombak ruangan kosong yang berada tepat di lantai dua restoran Overrice. Lim tidak merencanakan lantai dua itu untuk tempat makan Overrice lagi, tetapi sebagai lokasi cafe milik Qays.

Aesha bertugas dalam membuat desain kafe, menu, hingga media sosial cafe milikny itu. Foto: dacstudios.co / mothership.sg

Lim mengungkap, "Saya bisa lihat dirinya sangat pintar, tidak hanya terpintar di tim saya, tetapi memungkinkan dirinya bisa melakukan hal lebih dari itu."

Qays yang memang sudah memiliki rencana membangun bisnis kulinernya, tentu memanfaatkan kesempatan tersebut. Sejak lama ia memang sudah punya rencana, tetapi terhalang masalah sumber daya termasuk biaya.

Sebagai pemilik restoran Overrice, Lim pun menentukan biaya untuk ide bisnis yang akan dibangun oleh anak muda ini. Beberapa bulan setelah mereka merencanakan hal tersebut, cafe Siesta pun resmi dibuka.

Sebelum mulai terjun ke dunia bisnisnya, Lim memperingati Qays agar mencari rekan bisnis yang dapat dipercaya untuk sama-sama menjalani lika-liku di industri ini. Qays pun sadar jika tidak ada yang bisa menjalani bisnis sendiri.

Akhirnya wanita muda itu mengajak sahabatnya, Aesha Ai Jia Patel yang sama-sama masih belajar di bangku perkuliahan. Siesta merupakan hasil dari penggabungan ide keduanya.

Gen Z ini ingin menghadirkan cafe yang bisa menggabungkan pelanggan dari segala macam latar belakang dan menyediakan tempat dengan lingkungan yang santai untuk berinteraksi satu sama lain, lapor mothership.sg (09/01/24).

Di lingkungan SIngapura yang serba cepat, Qays pun ingin menciptakan ruang dimana para individu bisa lebih sedikit bersantai sambil menikmati makanan enak. Qays juga mengungkap dirinya ingin menciptakan suasana dimana dia bisa dengan mudah mendekati para pelanggan dan bisa saling mengobrol.

Latar belakang pendidikannya tidak terabaikan begitu saja. Rupanya pendidikan mereka sangat membantu mensukseskan bisnis kuliner ini.

Pendidikan Qays sekarang membantunya dalam merencanakan bisnis. Sedangkan Aesha yang belajar di Digital Media Communication membantu dalam hal desain konsep kafe, menu, sosial media, dan lain sebagainya yang bisa menarik perhatian pelanggan.

Bersama-sama mereka mencari menu-menu yang unik. Mereka juga belajar hal-hal terkait dunia kasir dan managing inventory. Sampai akhirnya mereka bisa mengurusi bisnis kulinernya sekarang.

Meskipun mereka berhasil membangun bisnis kuliner di usia muda, tetapi keduanya tetap tidak melupakan sekolah. Kesuksesan bisnis kulinernya ini juga tidak luput dari bimbingan Meghan Lim yang dianggap telah menjadi mentor mereka.

https://food.detik.com/info-kuliner/d-7134487/keren-dua-anak-gen-z-buka-kafe-bareng-dengan-tema-unik