Hore!!! Impian Jadi Kenyataan ke Air Terjun Tumpak Sewu

Malang -

Bagaimana perasaanmu jika kamu berhasil mengunjungi destinasi wisata yang kamu idam-idamkan? Tak tergambarkan. Dan, seperti itulah pengalamanku.

Sebagai pencinta air terjun, melihat foto dan video air terjun Tumpak Sewu bikin aku langsung jatuh cinta. Bahkan dari namanya aku sudah terbuai.

Tumpak Sewu adalah bahasa Jawa yang memiliki arti seribu aliran mata air. Air terjun yang berketinggian 180 meter tersebut sangat indah dan mempesona. Di dalam hati ku ucapkan dalam-dalam sebuah keinginan; suatu saat aku ada di sana, di air terjun Tumpak Sewu.

Hanya saja, keinginan itu sepertinya jauh panggang dari api. Tidak mudah digapai.

Saat itu aku masih berdomisili di Bogor, jauh sekali bila harus ke Lumajang, yang berada di Jawa Timur. Sudah begitu, dan tampak tidak mungkin harus izin terlalu lama di tengah kesibukan pekerjaan.

Keinginan itu bahkan nyaris padam manakala aku harus menempuh tugas belajar ke Palembang. Makin jauh dong.

Ternyata, yang namanya takdir itu benar adanya. Di tengah perkuliahan, kami diwajibkan melakukan kunjungan ke kantor pemerintah untuk melakukan penelitian singkat tentang implementasi kebijakan publik.

Sebagian besar anggota kelas sepakat memilih Malang. Padahal, pembatasan sosial masih diberlakukan saat itu (2023). Tetapi, mereka yang kebanyakan datang dari Indonesia Tengah dan Timur ini sangat ingin melihat Bromo.

Bromo memang menarik, hanya saja aku sudah pernah mengunjunginya, jadi tidak begitu tertarik mengunjunginya lagi.

Nah, saat itulah tiba-tiba tebersit pikiran, "Wah ini nih saatnya melipir ke Tumpak Sewu!" Aku hubungi beberapa kawan yang akrab di kelas untuk bisa berangkat terlebih dahulu dan jalan ke Tumpak Sewu.

Alhamdulillah, gayung bersambut.

Ancha dari Ambon siap menjelajah bersamaku. Jadilah kami berangkat berdua, menyewa motor dari Sewa Motor Malang (@momo_rent).

Memang sih, biaya sewa motor di sana hanya meliputi Malang Raya, untungnya ke Tumpak Sewu diperbolehkan dengan menambah biaya sewa dari semula Rp 75 ribu/hari menjadi RP 105 ribu (menambah Rp 30 ribu) untuk biaya sewa di luar Malang Raya.

Niat hati berangkat sangat pagi, supaya dapat golden hour, ternyata baru sekitar pukul 07.30 kami pergi. Kami sarapan di batas kota.

Sambil memegang peta, kami mencari di mana air terjun terindah itu. Saat sudah dekat di peta, kami menemukan gapura bertuliskan Coban Sewu.

Ya, ada yang menyebutnya Coban Sewu (artinya air terjun Seribu).

Ragu kami bertanya ke penduduk setempat di sana dan bilang memang itu pintu ke Coban Sewu.

Kami masuk tanpa rasa curiga dan benar ada parkiran menuju air terjun Coban Sewu. Kami pun bertanya ke ibu penjaga, sekali lagi tentang kebenaran pintu Coban Sewu. Sebab, di sana hanya ada satu motor lain yang terparkir selain kami.

Sang ibu mengatakan ini pintu 1. Dia juga menyebut ada dua pintu masuk ke air terjun Tumpak Sewu.

Pintu 1 disebut juga Pintu Malang. Pintu 2 pintu Lumajang.

Dengan semangat kami berjalan dan rasanya sampai ke panorama medannya tidak sulit. Bahagialah kami sampai ke panorama, berfoto ria, mengambil gambar sepuasnya.

Sebelum melanjutkan perjalanan dan kami sebut pintu 1 ini sebagai "pintu neraka". Sebab, rute turunnya sangatlah terjal. Hanya ada tangga besi, bambu, tali, tanpa pengaman sama sekali.

Sudut elevasinya begitu mengerikan. Tak terbayang bagaimana nanti harus mendaki. Celakanya, minuman yang ku bawa jatuh saat menuruni tangga itu dan aku kehausan dalam kira-kira nyaris 1 jam menuruni tebing itu.

Tentu saja tidak sempat aku mengambil gambar apa pun dari pintu 1 ini! Tapi ada beberapa foto di Google yang bisa dijadikan gambaran. Sesampainya di bawah, lelah dan lutut gemetar.

Mental benar-benar diuji karena ada tangga yang bikin ngeri. Melintang di atas jurang dan kita menitinya hati-hati karena besinya itu bergoyang-goyang. Segera aku berpikir mencari solusi. Berkenalan dengan orang-orang di bawah. Meminta air minum. Dan bertanya apakah ada pintu lain. Jawabannya pintu 2.

Ternyata pintu 2 (Lumajang) tidak seekstrem pintu 1 (Malang). Walau juga harus melewati bebatuan yang dialiri air yang cukup deras, tapi masih mendingan lah. (Memang benar demikian karena ternyata pintu 2 masih jauh lebih manusiawi).

Di bawah itu aku puas-puas mengambil gambar dan menikmati keindahan Air Terjun Tumpak Sewu. Aku tak tahu bagaimana menggambarkannya. Biarkanlah foto-foto yang bicara.

Bila hendak bepergian ke Tumpak Sewu, pastikan kamu dalam keadaan yang bugar. Jangan lupa berolahraga secara rutin terlebih dahulu. Memang saat ini, untuk sarana tangganya sudah banyak perbaikan sehingga tidak seekstrem dulu.

Bila ingin terjamin, ikutlah open trip yang tepercaya dan pastikan masuknya lewat pintu 2 (pintu Lumajang). Jangan lupa untuk memantau informasi tentang Gunung Semeru, karena apabila terjadi letusan, air terjun Tumpak Sewu akan terdampak.

Aliran airnya akan dipenuhi material dari letusan gunung tersebut dan itu berbahaya bagi pengunjung. Sebenarnya, di lokasi yang sama, selain Tumpak Sewu, juga ada Goa Tetes.

Pesona Goa Tetes juga sangat indah. Dan dalam radius beberapa kilometer di dekat air terjun Tumpak Sewu juga terdapat air terjun yang tak kalah indahnya seperti Coban Ciblungan, Air Terjun Kapas Biru, dan Air Terjun Kabut Pelangi.

Saat itu, memang ada penyesalan karena aku tidak sempat mengunjungi semua air terjun. Maklum, ada acara perkuliahan menanti. Jadi, stamina masih harus disisakan untuk agenda-agenda berikutnya.

Salah satu keinginan lainku adalah mengunjungi Madura. Sebenarnya ada cerita menyebalkan dari Madura ini. Pada tahun 2017, aku mendapatkan penugasan sebagai narasumber workshop di Surabaya.

Dalam penugasan itu, aku ditandemkan dengan pengajar lain yang ternyata adalah dosenku saat masih berkuliah. Jadi sebagai mahasiswa yang baik, aku menurut saja kepada beliau saat di hari-hari lengang dia mengajakku jalan-jalan.

Aku sudah sumringah saat dia menyebut Madura dan aku sudah googling berbagai tempat wisata seperti air terjun Basoka dan Kurindu. Ternyata apa yang terjadi?

Ya, kami hanya melintasi jembatan Suramadu dan sesampainya di pulau Madura kami mampir di minimarket, menggunakan toilet, membeli air mineral, lalu dia mengajak balik lagi ke Surabaya. Sial!

----

Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini...

https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-7508790/hore-impian-jadi-kenyataan-ke-air-terjun-tumpak-sewu