Menjajal Shinkansen Kodama, Kereta Cepat Pertama di Jepang yang Paling Lambat

Jakarta -

Ketika Indonesia masih dalam euforia Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jepang sudah memilikinya sejak 1964. Kereta cepat Jepang alias Shinkansen pertama adalah Tokaido Shinkansen yang melayani jalur Tokyo-Osaka.

Tokaido Shinkansen sendiri terbagi menjadi 3 kategori. Pertama adalah Nozomi, yang merupakan Tokaido Shinkansen tercepat. Kereta ini hanya melayani beberapa stasiun besar saja yang membuat kereta ini menjadi paling cepat.

Nozomi hanya berhenti di 6 stasiun besar di jalur Tokaido, seperti Tokyo, Shinagawa, Shin-Yokohama, Nagoya, Kyoyo dan Shin-Osaka. Hal itu membuat Nozomo menempuh jalur dari Tokyo menuju Shin-Osaka hanya membutuhkan waktu 2,5 jam.

Kedua adalah Hikari. Tokaido Shinkansen tercepat kedua ini berhenti lebih banyak stasiun dari Nozomi. Dari Tokyo menuju Osaka kereta ini membutuhkan waktu 3 jam.

Terakhir adalah Kodama yang merupakan varian paling lambat dari Tokaido Shinkansen. Kereta ini yang sempat detikcom jajal.

Dari Tokyo menuju Osaka, Kodama membutuhkan waktu sekitar 4 jam. detikcom menjajal Kodama untuk rute dari Stasiun Shinigawa menuju Kakegawa. Untuk rute tersebut butuh waktu sektiar 1,5 jam.

Saat detikcom tiba di Stasiun Shinigawa terlihat banyak penumpang yang lalu-lalang berjalan cepat. Mereka terlihat terburu-buru karena memang semua jenis transportasi umum di Jepang hampir pasti tepat waktu. Oleh karenanya bagi yang menggunakan transportasi umum untuk menuju stasiun Shinkansen butuh berjalan cepat untuk menuju transportasi lainnya.

Benar saja, kereta Shinkansen yang kami tumpangi datang pukul 8.34 waktu Tokyo, sesuai dengan informasi yang tertera di tiket.

Di stasiun Shinigawa Penumpang harus memasukkan tiket di gate saat menuju peron Shinkansen. Tiket yang berukuran kecil dimasukkan ke mesin gate di bagian depan untuk diverifikasi. Setelah selesai tiket tersebut akan muncul di bagian seberangnya untuk diambil kembali.

Menariknya pintu mesin gate ini akan terus terbuka. Namun ketika ada yang melintas dengan tidak memasukkan tiket, tiba-tiba pintu gate akan tertutup.

Para penumpang pun sudah berjejer rapih di peron sesuai dengan gerbong masing-masing. Antara peron dengan jalur Shinkansen juga dibatasi dengan pagar kaca otomatis.

Saat tiba, kereta Tokaido Shinkansen terlihat desainnya yang memang tidak lagi terlihat futuristik. Desainnya yang cenderung membulat membuat Tokaido Shinkansen memang tidak seagresif kereta cepat di negara-negara lainnya.

Konfigurasi kursi di dalam gerbong Tokaido Shinkansen adalah 3 dan 2 kursi. Kursinya cukup nyaman dan empuk dan bisa diatur kemiringannya. Ruang kaki juga cukup luas.

Terdapat meja kecil yang bisa dilipat. Meja ini sangat berguna bagi warga Jepang yang menggunakan Shinkansen. Sebab ada semacam kebiasaan bagi warga Jepang yang selalu makan makanan cepat saji seperti bento ataupun onigiri di Shinkansen.

Alasannya karena mereka sangat menghargai waktu hingga menyempatkan makan saat perjalanan. Beberapa juga terlihat menggunakan meja tersebut untuk bekerja dengan laptopnya.

Tokaido Shinkansen juga dilengkapi dengan toilet di setiap gerbongnya. Kemudian ada juga ruangan merokok yang berukuran kecil di salah satu gerbong dari rangkaian kereta ini.

Satu hal yang tidak bisa dilupakan saat menaiki Tokaido Shinkansen ini adalah ketika kereta berjalan dan berpapasan dengan kereta lainnya di jalur berlawanan, badan kereta terasa seperti terhempas. Sehingga kereta cukup terasa seperti miring selama papasan kereta berlangsung.

Hal ini terjadi mungkin karena angin yang ditimbulkan dari kereta yang melintas. Meskipun tidak ada informasi berapa kecepatan dari kereta ini. Tidak seperti di Whoosh yang kecepatannya selalu tertera dan informasikan secara berkala.

Untuk tiket Kodama Tokaido Shinkansen dengan tujuan Kakegawa dari Stasiun Shinigawa adalah 8.000 yen atau sekitar Rp 872 ribu (kurs Rp 109/yen).

https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7020720/menjajal-shinkansen-kodama-kereta-cepat-pertama-di-jepang-yang-paling-lambat