Teknologi digital dorong pelestarian dan promosi batik Indonesia
20-November-24, 02:15Sumber yang dilansir kumpulan berita terkini menyebutkan - Dalam rangka perayaan Hari Batik Nasional 2024, talk show bertajuk “Membawa Warisan Budaya Mendunia” yang diinisiasi oleh Shopee menyoroti pentingnya teknologi digital dalam pelestarian dan promosi batik Indonesia. Acara ini dihadiri oleh Harry, pegiat batik dan Pendiri Rumah Batik Pal Batu, serta Lukmanul Hakim, pelaku UMKM batik asal Pekalongan yang telah berhasil menembus pasar internasional.
Harry menyatakan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya batik semakin meningkat.
“Kini semakin banyak orang yang mengenakan batik dalam aktivitas sehari-hari, didorong oleh akses yang lebih mudah melalui platform e-commerce,” ujarnya di Jakarta pada Kamis.
Ia menambahkan bahwa desain-desain baru yang muncul di toko online telah menjadikan batik sebagai tren di kalangan generasi muda.
Rumah Batik Pal Batu tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar membatik, tetapi juga mendukung para produsen batik dalam upaya melestarikan warisan budaya ini. Harry mengapresiasi kehadiran platform e-commerce seperti Shopee yang memberi kesempatan kepada para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Lukmanul Hakim, pendiri Assojar Fashion, berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan bisnisnya. Dengan modal awal Rp500.000 yang ia tabung setelah bekerja sebagai penjahit, Lukman berhasil mengembangkan usahanya dan memanfaatkan teknologi digital untuk bersaing di pasar.
“Bergabung dengan platform Shopee adalah langkah tepat untuk meningkatkan omzet kami hingga 250 persen pada Semester-I 2024 dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.
Program Ekspor Shopee yang diluncurkan sejak 2019 telah membantu 26 juta produk UMKM untuk diekspor. Pada awal tahun 2024, produk batik dari Assojar Fashion yang diekspor meningkat pesat, dengan mayoritas pembeli berasal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Lukman juga menekankan pentingnya inovasi dalam menciptakan model batik yang sesuai dengan tren, sambil tetap menjaga metode tradisional. Saat ini, Assojar Fashion mempekerjakan lebih dari 70 perajin batik dan karyawan, serta berharap dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk melestarikan budaya batik.
Dengan demikian, kolaborasi antara teknologi digital dan pelaku industri batik di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk membawa warisan budaya ini ke kancah internasional.