Sunan Kudus: Nama Asli, Silsilah, Wilayah dan Cara Dakwah
20-November-24, 02:03Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Sunan Kudus adalah seorang Wali Songo yang telah berjasa bagi penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah.
Sunan Kudus merupakan julukan bagi sosok Ja’far Shadiq yang bergelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu luas.
Sunan Kudus dikenal pernah menjadi seorang senopati atau panglima perang dari Kerajaan Demak.
Sebelum pindah ke Kudus dan berdakwah, ia bertugas memperluas wilayah kerajaan Demak sebagai pusat pengembangan Islam masa akhir Majapahit.
Namun pada saat pecahnya perselisihan di Kerajaan Demak dan wafatnya Sultan Trenggana, ia memutuskan untuk pindah ke Kudus dan mulai fokus untuk berdakwah menyebarkan agama Islam.
Silsilah Sunan Kudus
Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq adalah putra dari Raden Usman Haji atau Sunan Ngudung.
Ayah Sunan Kudus merupakan saudara kandung dari Sunan Ampel.
Dilansir dari Tribun Pontianak, Sunan Kudus merupakan cucu buyut Syekh Ibrahim As- Samarqandi yang silsilahnya bersambung sampai Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidina Husen bin Fatimah binti Rasulullah SAW.
Sunan Kudus diperkirakan lahir pada 1400 masehi di wilayah Jawa Tengah dan meninggal dunia pada 1550.
Sunan Kudus dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Kudus , kota Kudus, Jawa Tengah.
Wilayah Dakwah Sunan Kudus
Sebelum berdakwah, Sunan Kudus berguru kepada ayahnya yaitu Sunan Ngudung di Jipang Panolan, dekat Blora.
Selain berguru kepada ayahnya, Sunan Kudus juga belajar kepada beberapa ulama terkenal, seperti Kyai Telingsing, Ki Ageng Ngerang, dan Sunan Ampel.
Sesuai namanya, Sunan Kudus berdakwah di sekitar daerah Kudus.
Sunan Kudus harus berdakwah di tengah kondisi masyarakat Kudus yang yang masih memeluk kepercayaan lama dan memegang teguh adat-istiadat.
Metode Dakwah Sunan Kudus
Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Cara dakwah Sunan Kudus adalah dengan menggunakan pendekatan seni dan budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo lainnya.
Sunan Kudus juga tidak melakukan perlawanan kepada budaya yang sudah berkembang di masyarakat.
Bersama masyarakat, Sunan Kudus membangun masjid Kudus dengan menara, padasan atau tempat wudhu yang mengadopsi arsitektur bergaya bangunan Hindu-Budha.
Masjid Kudus atau Masjid Al-Aqsa yang dibangun pada tahun 956 H ata 1537 M memiliki menara yang berbentuk seperti candi.
Ia kemudian diangkat sebagai imam besar Masjid Agung Demak, masjid Kerajaan Islam Demak yang menjadi pusat dakwah dan pengkaderan para penyebar Islam.
Disamping menyampaikan ajaran Islam, Sunan Kudus juga mengajarkan beberapa keterampilan kepada masyarakat seperti seperti pande besi, dan alat-alat pertukangan lainnya
Ia juga ahli dalam ilmu pemerintahan dan kesusasteraan, serta dikenal sebagai pedagang yang kaya.
Sumber:cagarbudaya.kemdikbud.go.idpontianak.tribunnews.combobo.grid.idgramedia.com