Insentif Hybrid Batal, Diskon PPnBM Mobil Baru pun Tak Ada

Jakarta -

Industri otomotif tahun ini sedang lesu dibanding tahun lalu. Penjualan mobil di semester awal tahun ini turun sampai dua digit. Industri otomotif berharap ada insentif dari pemerintah untuk membangkitkan penjualan mobil.

Pada saat pandemi COVID-19, industri otomotif sempat diberikan suntikan insentif berupa pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP). Insentif itu berhasil mendongkrak penjualan otomotif ketika itu.

Saat penjualan mobil tengah lesu saat ini, industri otomotif berharap ada lagi insentif serupa. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah tidak akan mengubah atau menambah kebijakan insentif untuk industri otomotif.

"Tentu kalau untuk otomotif, kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan/tambahan lain," kata Airlangga saat konferensi pers penyampaian pertumbuhan ekonomi kuartal 2 2024 belum lama ini.

Adapun insentif yang telah diberikan pemerintah saat ini baru menyasar kendaraan listrik dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) tertentu. Untuk mobil listrik yang sudah diproduksi di Indonesia dengan TKDN minimal 40 persen dapat insentif berupa pengurangan PPN dari 11 persen menjadi 1 persen.

Pernyataan Airlangga tersebut berarti juga tidak ada insentif tambahan berupa PPnBM DTP untuk kendaraan bermotor bermesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE). Begitu juga untuk kendaraan hybrid. Menurut Airlangga, tanpa insentif penjualan mobil hybrid pun sudah bagus.

"Kalau kita lihat penjualan mobil hybrid itu hampir 2 kali daripada BEV. Jadi sebetulnya produk hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang. Tentu kita mendorong bahwa electric vehicle ini yang harus kita dorong lebih cepat lagi. Kemarin dari pameran otomotif hasilnya relatif bagus untuk mendorong penjualan," ujar Airlangga.

Di sisi lain, penjualan mobil baru di Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan. Dikutip dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari sampai dengan Juni 2024 tercatat hanya sebanyak 408.012 unit. Angka itu turun 19,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit. Penjualan secara retail juga turun.

Masih dalam data yang sama, retail sales mobil baru sepanjang semester pertama tahun 2024 hanya sebanyak 431.987 unit. Angka itu turun 14 persen dibanding Januari-Juni 2023 yang mencatatkan angka penjualan sebanyak 502.533 unit.

Meski begitu, penjualan mobil di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) bulan lalu menunjukkan tren positif.

"PPnBM DTP kan kemarin sudah diputuskan tidak, karena dari hasil yang kemarin, walaupun kuartal I agak menurun, tapi di hasil GIIAS kemarin kan cukup bagus untuk hybrid, semuanya," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

https://oto.detik.com/mobil/d-7477722/insentif-hybrid-batal-diskon-ppnbm-mobil-baru-pun-tak-ada