Mengenal Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Cara Mencegahnya

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi dalam tubuh.

Bisa terjadi pada bayi, yang umumnya muncul secara bertahap.

Berawal dari deplesi besi yang merupakan berkurangnya cadangan zat besi, namun kadar hemoglobin masih normal.

Dilanjutkan defisiensi besi yang terjadi saat kadar hemoglobin juga sudah menurun sampai akhirnya menjadi ADB.

Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada bayi

Ada banyak faktor yang bisa membuat bayi mengalami ADB, misalnya asupan zat besi yang rendah akibat prematuritas, pemberian MPASI yang terlambat, pola makan vegetarian, dan gangguan menelan.

Peningkatakan kebutuhan zat besi yang disebabkan usia, berat badan lahir tendah, dan pertumbuhan cepat pada masa pubertas juga bisa menjadi pemicu ADB.

Faktor lain yakni penurunan penyerapan besi di saluran cerna akibat penyakit, menstruasi berlebih, alergi susu sapi, dll.

Riset juga membuktikan insiden ADB cenderung lebih tinggi pada bayi yang lahir dari ibu dengan anemia.

Para orangtua disarankan untuk memastikan asupan zat besi untuk anaknya karena sangat penting untuk perkembangan otak.

"Defisiensi zat besi mengakibatkan gangguan perkembangan psikomotor dan fungsi kognitif, khususnya fokus dan daya ingat," terang DR. Dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K), spesialis anak sekaligus pakar nutrisi di RSUP Fatmawati.

Ia menerangkan, kebutuhan zat besi bayi hingga usia 4-6 bulan didapat dari asupan selama di kandungan ibunya.

Oleh sebab itu, bayi yang lahir cukup bulan dan mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan suplementasi zat besi.

Namun saat bayi mencapai usia 4 – 6 bulan, cadangan zat besi mulai habis sedangkan kebutuhannya meningkat sehingga rentan mengalami defisiensi besi.

"Kebutuhan zat besi pada bayi berusia 6 – 11 bulan yaitu 11 mg/hari dimana 97 persen dari kebutuhan ini harus dipenuhi dari MPASI," jelas dr. Lanny, dikutip dari rilis yang diterimasalah satu media informasi.

MPASI untuk asupan zat besi anak

MPASI untuk anak menjadi salah satu kunci mencegah ADB, khususnya dengan kandungan nutrisi yang tepat.

"Orangtua dapat menggunakan MPASI rumahan dan MPASI fortifikasi untuk mencegahADB pada bayi," ujar dr. Lanny.

Hanya saja, sering kali sulit menakar kandungan nutrisi MPASI rumahan secara akurat.

Selain juga, daya terima anak yang sangat memengaruhi jumlah konsumsinya akibat ukuran lambung bayi yang juga terbatas.

Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan 11 mg zat besi diperlukan tiga buah hatiayam, 400 gram bayam, dan 3000 gram daging dada ayam.

Untuk memaksimalkan asupannya demi tumbuh kembang anak, dr. Lanny menyarankan kombinasi MPASI rumahan dan fortifikasi.

"MPASI fortifikasi kemasan dapat menjadi alternatif untuk digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan MPASI rumahan agar memastikan asupan zat gizi makro dan mikro yangadekuat pada bayi," ujarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/13/122501820/mengenal-anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-cara-mencegahnya