Dorong Bisnis F&B Berkelanjutan, Cinema XXI Olah Limbah Minyak Jelantah Jadi Biofuel
20-November-24, 01:44Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) terus mendorong bisnis keberlanjutan perusahaan melalui penerapan inisiatif pengumpulan minyak jelantah di bioskop-bioskop milik Cinema XXI. Sebagai informasi, saat ini Cinema XXI tidak hanya menjalani bisnis pemutaran film saja, tapi juga bisnis F&B.
Food & Beverage Sales Manager Cinema XXI, Ricky Samsoedin mengatakan, saat ini pihaknya telah mengumpulkan 52.766 kg atau 52,7 ton minyak jelantah dari November 2023 hingga Maret 2024. Cinema XXI bekerja sama dengan perusahaan pengumpul minyak jelantah TUKR.
“Kami mengumpulkan untuk satu kepentingan yakni mengelola kembali minyak jelantah menjadi biofuel. Minyak jelantah ini kalau diubah ke biofuel akan menurunkan emisi karbon di udara dan di atmosfer,” kata Ricky di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Dia menambahkan, bisnis bioskop yang telah dirintis lebih dari 30 tahun, pihaknya tidak hanya memberikan tontonan untuk masyarakat saja, tapi juga berperan mengurangi dampak negaif bagi lingkungan dan memberi dampak positif dari segi operasi perusahaan.
“Penerapan prinsip keberlanjutan kita berkontribusi dalam mengolah minyak jelantah menjadi biofuel. Kami senantiasi menjaga kualitas makanan dan minuman kepada konsumen, misalkan dalam hal minyak goreng,” kata dia.
Saat ini ada 209 bioskop yang mengikuti program pengumpulan minyak jelantah. Ricky menegaskan, program tersebut akan dilanjutkan ke seluruh bioskop XXI di seluruh penjuru Indonesia.
“Per Juni 2024 lokasi XXI ada 248 lokasi bioskop yang berpartisipasi, dan sampai sampai 31 Maret 2024 sudah 209 lokasi berprtisipasi pengumpulan minyak jelantah ini,” ungkapnya.
“Kita akan terus menambah sampai semua lokasi XXI ikut mengumpulkan minyak jelantah,” tambah dia.
Ricky menambahkan, saat ini pihaknya juga masih mengalami beberapa kendala terutama dalam hal logistik, terutama untuk lokasi - lokasi yang jauh dan sulit dijangkau. Adapun beberapa daerah yang sudah menjalankan program ini 100 persen seperti Jabodetabek, Medan, dan Bali.
Head of Brand & Partnership TUKR, Adhi Putra Tawakal mengungkapkan, potensi terbesar pengumpulan minyak jelantah adalah rumah tangga. Saat ini, TUKR sudah memiliki layanan di 16 provinsi dengan 16 cabang.
“Dampak minyak jelantah itu bisa merusak tanah, air dan kemanapun dibuang akan merusak lingkungan, dan long term effect itu sangat berbahaya,” ujar Adhi.
Program ini juga diharapkan dapat mencegah minyak jelantah jatuh ke tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab yang nantinya akan melakukan praktik-praktik yang tidak baik. Seperti, menjual kembali minyak jelantah, seolah merupakan minyak curah baru.
“Program pengumpulan minyak jelantah ini bisa mencegah 175.027 kg emisi karbon , melindungi kemurnian 52.766 juta liter air, melindungi kesehatan lebih dari 52.766 manusia,” katanya.
Adhi bilang, nantinya hasil pengumpulan minyak jelantah di TUKR akan disalurkan ke perusahaan - perusahaan energi pengelola biofuel.
“Minyak jelantah itu diambil oleh mancanegara untuk bahan baku biofuel di kilang mereka. Distribusinya kembali ke mancanegara lagi dan kerja sama ini dampaknya ke tingkat global juga,” ungkap dia.
Selama 2023 TUKR sudah mengumpulkan ribuan ton, dan tiap bulan TUKR mengumpulkan minyak jelantah sebanyak 3.000 hingga 4.000 ton per bulan. Sehingga dalam 1 tahun ada puluhan ribu ton yang dikumpulkan secara nasional.