Ponorogo Surplus Padi, Ipong Komitmen Dukung Ketahanan Pangan Nasional
20-November-24, 01:38Salah satu fokus Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto adalah Ketahanan Pangan Nasional. Ponorogo merupakan salah satu kota yang surplus padi, lantaran mayoritas warganya bekerja sebagai petani padi.
Data di Badan Pusat Statistik Ponorogo yang dirilis pada Maret 2024 lalu mencatat, produksi padi tahun 2023 sebesar 392,99 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Sedangkan yang dikonsumsi warga di angka 144 ribu ton. Artinya, Ponorogo surplus padi.
"Jadi Ponorogo itu surplus padi, ini mampu menyokong program Pak Prabowo, presiden terpilih untuk ketahanan pangan Nasional," ujar Ipong, Kamis (26/9/2024).
Tak hanya padi, lanjut Ipong, porang juga bakal didukung penuh sebagai salah satu komoditas andalan dari Ponorogo. Sebab, porang jadi diversifikasi makanan. Terutama, untuk para penderita diabetes, nasi porang lebih aman dibanding nasi padi.
"Tidak hanya padi, porang juga kita dorong agar produksinya terus meningkat. Seperti di Ngrayun misalnya, porang di sana bagus kita dorong," terang Ipong.
Ipong menambahkan, permasalahan saat ini, warga Ponorogo mengeluhkan soal jalan atau infrastruktur. Kedua, soal ketersediaan pupuk. Ketiga, soal pengendalian harga panen.
"Petani kita juga nggak mau harganya terlalu tinggi, kasihan masyarakat lainnya. Minimal harganya stabil di pasar," ungkap Ipong.
Sementara, wakilnya Luhur yang juga politisi Gerindra menambahkan, setelah bertemu dengan banyak orang, warga mengeluhkan tentang jalan yang rusak
"Tentu sesuai dengan visi misi kami yaitu Ndandani Ponorogo, ada beberapa program yang bisa menjadi solusi mengenai keluhan warga seperti minimal Rp 300 juta per desa per tahun untuk perbaikan jalan desa," imbuh Luhur.
Menurutnya, jika terpilih sebagai bupati dan wakil bupati, harus pro aktif mencari anggaran yang bersumber dari APBN. Sebab, jika mengandalkan APBD saja, tidak akan cukup.
"Pak Ipong waktu jadi bupati tahun 2015-2020 aktif mencari bantuan dari APBN. Karena kalau hanya mengandalkan APBD pasti tidak cukup," pungkas Luhur.