Diduga Kesepian, Lumba-lumba Serang Manusia di Pantai Jepang
20-November-24, 01:13Pengunjung pantai biasanya khawatir akan ancaman seperti hiu atau sengatan ubur-ubur. Namun, di Teluk Wakasa, Jepang, perenang kini dihadapkan pada bahaya baru, yaitu lumba-lumba, terutama lumba-lumba hidung botol jantan yang dilaporkan sering menggigit dan bergulat dengan manusia.
Ancaman ini sebenarnya bukan hal baru. Pada 2022, seorang pria menceritakan kepada Yoko Kunimoto dari harian Mainichi bahwa seekor lumba-lumba tiba-tiba muncul, menggigitnya, dan mencoba menjepitnya.
Pada 2022, terdapat 21 cedera yang dilaporkan akibat serangan lumba-lumba di daerah tersebut. Sementara itu, pada tahun 2023, terjadi sepuluh insiden serupa.
Kemudian tahun ini, setidaknya 18 orang di Prefektur Fukui, Jepang, telah terluka oleh lumba-lumba, mengalami gigitan, atau bahkan patah tulang.
Beberapa orang berpendapat serangan-serangan tersebut mungkin dilakukan oleh lumba-lumba yang sama, yang dapat diidentifikasi dari bekas luka di ekornya, demikian lapor Kelly Ng dari BBC News. Lumba-lumba ini tampaknya terpisah dari kelompoknya.
Perenang di Teluk Wakasa bertanya-tanya mengapa lumba-lumba itu menargetkan mereka. Untuk saat ini, para ahli kelautan hanya dapat memberikan beberapa kemungkinan alasan.
"Lumba-lumba hidung botol adalah hewan sosial dan sering menunjukkan sifat sosialnya melalui perilaku fisik," ujar Simon Allen.
Tadamichi Morisaka, seorang ahli ekologi lumba-lumba dari Universitas Mie di Jepang, mengatakan kepada Anna Ikarashi dari Nature News bahwa lumba-lumba mungkin termotivasi oleh keinginan untuk berteman.
Lumba-lumba hidung botol jantan membentuk ikatan yang dekat, penuh kasih sayang, dan seumur hidup dalam kelompoknya, sering kali menggunakan sentuhan fisik atau seksual untuk mempertahankan hubungan tersebut.
Tindakan lumba-lumba juga mungkin dimotivasi secara seksual. Beberapa peneliti percaya bahwa lumba-lumba mungkin mencoba terlibat dalam perilaku kawin. Meskipun niatnya mungkin bukan untuk menyakiti, ukuran dan kekuatan lumba-lumba dinilai tetap membuat interaksi ini berisiko.