Inilah Sosok Denok dan Kenang Kota Semarang 2024, Mahasiswi Undip dan Mahasiswa UIN
19-November-24, 20:30Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional, SEMARANG - Mohamad Pramanda Salih dan Maria Felicia Slamet Riyono terpilih menjadi pemenang pasangan Denok Kenang Kota Semarang 2024.
Dua pasangan itu menyingkirkan 30 finalis pada grand final Denok Kenal digelar di Taman Indonesia Kaya, Sabtu (18/5/2024) malam.
Mohamad Pramanda Salih seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang.
Sementara Maria Felicia Slamet Riyono mahasiswi Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Dia juga menjadi kepala divisi bidang estetika Miss Indonesia 2024.
Hadiah diserahkan langsung Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Wanita akrab disapa Ita mengapresiasi talenta para finalis saat tampil di grand final. Ada 400 orang yang mendaftar Denok Kenang.
"Saya melihat banyak yang smart, komunikatif, percaya diri tinggi, ini yang sangat cocok untuk Denok Kenang Kota Semarang."
"Ini juga yang menjadi modal untuk duta-duta pariwisata Kota Semarang," ujarnya.
Ita berharap Denok Kenang dapat mempromosikan Kota Semarang yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Tak hanya itu ia juga menginginkan Denok Kenang bisa memperkenalkan berbagai sektor.
"Bukan hanya sektor wisata, tapi juga mempromosikan pembangunan, keunikan dan keberagaman masyarakat. Semua tentang Semarang harus ditonjolkan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan antusias pemuda-pemudi yang mendaftar Denok Kenang sangat luar biasa.
Proses audisi dilakukan dengan ketat.
"Ada 400 lebih yang mendaftar Denok Kenang secara online . Yang hadir 342 orang kemudian disaring melalui audisi menjadi 90 orang dan mengerucut menjadi 30 orang pada grand finalis," tuturnya.
Ada menarik pada audisi pemilihan Denok Kenang. Peserta yang ikut tidak hanya masyarakat pribumi, tetapi juga ada dari etnis Tionghoa.
"Ya ini menunjukkan kegiatan ini tidak hanya untuk masyarakat etnis tetapi etnis Tionghoa juga ikut mendaftar dan berkompetisi," imbuhnya.
Selama audisi mereka diberi pembekalan pengarahan dan pelatihan. Mereka juga dikarantina di Kandri.
Mereka diberi materi berupa kepariwisataan, bahasa inggris, kepribadian, psikologi, publik speaking, media sosial, dan ilmu keprotokolan.
"Alhamdulillah luar biasa wawasan, pengetahuan, semangat, dan motivasi kecintaan mereka tentang Kota Semarang. Ini yang jadi satu apresiasi bahwa anak-anak ini punya suatu kebanggaan dengan Ibu Kota Jawa Tengah ini," tuturnya. (rtp)