8 Emiten Segera IPO, Mana yang Berpotensi Paling Cuan?
19-November-24, 15:02Jakarta, Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Memasuki tahun baru 2024 sudah ada delapan emiten yang mengantri dalam pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk segera melantai perdana melalui aksi korporasi Initial Public Offering (IPO).
Calon emiten tersebut berasal dari berbagai sektor mulai dari bisnis kontraktor, energi, tambang, industri bahan baku makanan dan minuman, hingga perhotelan dan restoran. Perusahaan-perusahaan tersebut akan meresmikan sahamnya pada Januari 2024.
Adapun delapan emiten tersebut antara lain :
1. PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI)
Emiten ASLI bergerak di bidang kontraktor umum dan penyewaan mesin serta alat berat seperti crane, mesin bore pile, excavator, dan truk. Perusahaan tersebut melepas sebanyak 1,25 miliar saham atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sekitar Rp 100-130 per saham. Sehingga nantinya perseroan akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 162,5 miliar. Nantinya, penggunaan dana IPO sebesar 50,79% akan digunakan untuk modal anak usaha dan 49,21% untuk modal kerja perseroan.
Penjamin emisinya NH Korindo Sekuritas dengan jadwal listing pada 5 Januari 2024.
2. PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS)
CGAS merupakan perusahaan yang bergerak pada distribusi dan perdagangan gas alam. Perusahaan tersebut melepas sebanyak 531,4 juta saham atau setara 30% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh oleh perseroan.
Adapun harga yang ditawarkan perseroan sekitar Rp 284-Rp 338 per saham, sehingga nantinya akan mendapatkan dana segar maksimum Rp 179,6 miliar.
Hasil dana IPO sebesar 90% akan digunakan untuk pembangunan LNG Station (Natural Gas) dan sisanya sebesar 10% untuk modal kerja perseroan. Selain itu CGAS juga akan menerbitkan waran dengan rasio 2:1.
Penjamin emisi CGAS yaitu Pilarmas Investindo Sekuritas dan akan dijadwalkan listing pada 8 Januari 2024.
3. PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE)
NICE merupakan bisnis yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel laterit. Perusahaan tersebut melepas sahamnya sebanyak 1,2 miliar saham eksisting atau setara dengan 20% modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sekitar Rp 430-Rp 530 per saham. Sehingga nantinya perseroan akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 644,6 miliar.
Namun, penggunaan hasil dana IPO tidak ada, karena IPO merupakan divestasi saham pengendali.
Penjamin emisi dalam aksi korporasi ini yaitu KB Valbury Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, dan UOB Kay Hian Sekuritas. Sementara jadwal listing pada 9 Januari 2024.
4. PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO)
ACRO merupakan perusahaan dengan bisnis produsen perekat velcro dan webbing tape untuk kegunaan sarung tangan, sepatu, alat pengukur tensi, hingga pengikat kabel. Perusahaan tersebut melepas sebanyak 693,8 juta saham atau setara dengan 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Adapun harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 103-Rp108 per saham. Sehingga nantinya emiten tersebut akan mendapatkan dana segar maksimum sebesar Rp 74,9 miliar.
Penggunaan dana dari hasil IPO, sebanyak 30% untuk pembelian mesin, 10% untuk pembayaran utang, 15% untuk sewa gudang, pembelian kendaraan operasional, dan peralatan gudang/kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan 45% untuk modal kerja perseroan.
Selain itu, ACRO juga akan menerbitkan Waran dengan rasio 3:1.
Penjamin emisi pada perhelatan aksi korporasi ini yaitu UOB Kay Hian Sekuritas dan akan dijadwalkan listing pada 10 Januari 2024.
5. PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA)
MSJA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil non-woven secara B2B dengan memproduksi produk non-woven sheet, yang kemudian digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi. Perusahaan ini melepas sahamnya sebanyak 882,3 juta saham atau setara dengan 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sebesar Rp250-Rp350 per saham. Sehingga nantinya akan mendapatkan dana segar maksimal sebesar Rp 308,8 miliar.
Nantinya, penggunaan dana IPO 40% akan digunakan untuk belanja modal pembelian mesin SAP Sheet dan pembangunan gedung pabrik, 30% untuk modal kerja perseroan, dan 30% untuk pembayaran utang bank.
Penjamin emisi dalam perhelatan IPO ini yaitu, BRI Danareksa Sekuritas dan Reliance Sekuritas Indonesia. MSJA dijadwalkan akan listing pada 10 Januari 2024.
6. PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE)
SMLE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan bahan kimia khusus untuk bahan baku makanan & minuman, bahan baku perawatan diri, dan bahan baku kimia industri. Perusahaan ini melepas sahamnya sebanyak 465,6 juta saham atau setara dengan 20% modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sekitar Rp 175-Rp190 per saham. Sehingga akan mendapatkan dana segar maksimal sebesar Rp 88,4 miliar.
Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk pembelian satu gudang khusus bahan baku, pengembangan lab Research & Development, dan modal kerja pembelian bahan baku.
Pada saat yang bersamaan, SMLE juga mengeluarkan Waran dengan rasio 2:1. Penjamin emisi pada aksi korporasi ini yaitu MNC Sekuritas dan akan dijadwalkan listing pada 10 Januari 2024.
7. PT Manggung Polahraya Tbk (MANG)
MANG merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi gedung, pembangunan infrastruktur jalan, serta fasilitas produksi aspal hot mix dan beton ready mix. Perusahaan tersebut melepas sahamnya sebanyak 762,5 juta saham atau setara dengan 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sebesar Rp 90-Rp110 per saham, sehingga nantinya MANG akan mendapatkan dana segar maksimum sebesar Rp 83,9 miliar. Nantinya dana hasil IPO akan digunakan seluruhnya atau 100% untuk modal kerja perseroan.
Pada saat yang bersamaan dengan IPO ini, MANG juga akan menerbitkan Waran dengan rasio 10:3.
Penjamin emisi pada perhelatan IPO ini Panca Global Sekuritas dan akan dijadwalkan listing pada 11 Januari 2024.
8. PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH)
GRPH merupakan perusahaan dengan bisnis usaha di bidang hotel bintang, restoran, dan MICE. Perusahaan ini akan melepas sahamnya sebanyak 200 juta saham atau setara dengan 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga yang ditawarkan sekitar Rp 100-Rp105 per saham, sehingga nantinya emiten tersebut akan mendapatkan dana segar maksimal sebesar Rp 21 miliar.
Penggunaan dana hasil IPO sekitar 48,76% akan digunakan untuk peningkatan sarana hotel, 4,13% untuk pembuatan empat gerai dan perabotan gerai restoran cepat saji, 3,36% untuk biaya sewa empat lokasi gerai, dan sisanya untuk modal kerja perseroan.
Penjamin emisi yang akan membantu aksi korporasi ini yaitu, Elit Sukses Sekuritas dan akan dijadwalkan listing pada 18 Januari 2024.
Dari delapan emiten di atas, lantas mana yang paling murah valuasinya?
Jika ditelisik lebih dalam menggunakan metrik valuasi price to earning ratio (PER), MSJA jadi yang paling murah dengan nilai PER sebesar 16,4 - 23 kali. Kemudian diikuti ASLI sebesar 28,8-37,5 kali, GRPH sebesar 34,9 - 36,7 kali, dan NICE 36,7-45,2 kali.
Selanjutnya, saham CGAS dengan PER sebesar 49,8-59,3 kali, MANG dengan PER sebesar 57,7-70,5 kali, SMLE 59,5-64,6 kali, dan ACRO 72,7-76,3 kali.
Selain menilai dari valuasi yang masih murah, biasanya, saham IPO yang menarik dikoleksi adalah yang membagikan bonus waran. Dari delapan emiten tersebut, yang membagikan waran ada ACRO, SMLE, CGAS, dan MANG.
Membagikan waran memang menarik karena tanpa memperhatikan harga pasca melantai di Bursa, kita sudah bisa mendapatkan keuntungan secara cuma-cuma dari bonus waran.
Namun, kita juga harus menilai juga kegunaan dari dana segar yang didapatkan dari aksi korporasi ini. Secara keseluruhan, yang menarik adalah IPO yang menggunakan dananya untuk ekspansi atau modal kerja.
Menilai dari mayoritas delapan emiten yang akan melantai di bursa, rata-rata bakal menggunakan dana IPO untuk modal kerja perseroan, kecuali MSJA yang menggunakan 30% dana untuk pembayaran utang bank dan NICE yang belum menentukan penggunaan IPO karena merupakan divestasi dari pengendali.
Walau begitu, dua emiten tersebut punya nilai proceed IPO terbesar mencapai ratusan miliar, sehingga potensi untuk menggunakan sebagian dana sebagai modal kerja juga cenderung ebih banyak dari proceed emiten yang IPO lain.
Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional RESEARCH