Jangan Gunakan Gadget untuk Menenangkan Anak
19-November-24, 08:58Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Teknologi canggih hadir untuk memudahkan manusia. Bahkan, anak-anak di masa sekarang sudah begitu akrab dengan gadget.
Tetapi, sebaiknya jangan membiarkan anak terlalu terikat dengan gadget. Terutama jika orangtua menjadikan gadget atau ponsel pintar sebagai sarana untuk menenangkan anak yang rewel.
Studi terbaru yang dimuat dalam JAMA Pediatrics menemukan, kebiasaan menenangkan anak dengan ponsel bisa membuat mereka mengalami masalah dalam hal mengatur emosi.
Dampak penggunaan gadget untuk menenangkan anak
Studi yang dilakukan para peneliti di University of Michigan mengamati lebih dari 400 orangtua dan anak mereka yang berusia antara 3-5 tahun.
Para peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi ketika orangtua dan pengasuh menggunakan gadget sebagai alat untuk menenangkan anak.
Mereka menemukan hubungan antara penggunaan perangkat untuk menenangkan anak yang rewel dengan kemampuan mereka mengatur diri.
Anak yang diberi ponsel ketika rewel cenderung mengalami lebih banyak kesulitan menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan di masa depan.
Studi ini merekomendasikan dokter anak dan penyedia layanan kesehatan untuk mendiskusikan dengan orangtua mengenai pendekatan penenangan alternatif pada anak.
Menghilangkan kesempatan anak untuk belajar menenangkan diri
Tantrum dan emosi adalah hal yang umum terjadi pada anak berusia 3-5 tahun. Maka tak heran, orangtua ingin melakukan segala cara agar anak mereka kembali tenang.
Namun, di rentang usia itulah anak perlu diberi kesempatan menghadapi tantangan emosional sehingga mereka mampu mengembangkan keterampilan mengatasi masalah.
"Mengalami emosi negatif seperti frustrasi, kemarahan, dan kesedihan, dan pemulihan adalah pelajaran berharga bagi anak-anak," sebut Scott Roth, PsyD, pendiri dan direktur klinis di Applied Psychological Services of New Jersey.
"Hal ini membuat mereka siap untuk kekecewaan berikutnya dan dapat membantu membangun ketahanan."
Usia 3-5 tahun merupakan periode waktu kritis bagi anak untuk mengembangkan jenis keterampilan mengatur emosi.
Para peneliti mengatakan, pengaturan emosi lebih penting untuk keberhasilan sekolah anak daripada kecerdasan.
Kemampuan untuk mengatur emosi memungkinkan anak untuk tetap tenang, fokus, dan fleksibel saat menghadapi tantangan baru.