Batu Bara RI Jadi Komponen Baterai EV, Pasarnya Bisa 13.800 ton/Tahun
19-November-24, 00:06Jakarta, Dimuat dalam media nasional yang dirangkum kumpulan berita terkini - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) saat ini tengah memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet sebagai bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion).
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail membeberkan potensi pasar di dalam negeri untuk Artificial Graphite diproyeksikan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan kumulatif selama 10 tahun ke depan kurang lebih sebesar 19,9%.
Secara prospek permintaan pasar dari Artificial Graphite di Indonesia sendiri akan mencapai kurang lebih 13.800 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp 2,9 triliun per tahun. Adapun, Artificial Graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda.
"Sebagian besar kebutuhan artificial graphite untuk pasar Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Melalui proyek ini, kami juga tentunya melakukan pendalaman terhadap aspek riset pasar dan bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan kami," kata dia dalam acara Mining Zone Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional, Kamis (25/7/2024).
Selain berfungsi sebagai komponen baterai lithium yang dapat digunakan pada peralatan elektronik portabel, anode sheet ini juga dapat dimanfaatkan oleh industri galvanisasi dalam proses pelapisan logam, industri pemurnian sebagai pemurnian logam hingga pada proses produksi aluminium di industri aluminium.
"Termasuk juga dalam produksi hidrogen. Jadi anoda ini, atau graphite tadi tidak hanya digunakan untuk industri baterai, tetapi industri-industri lainnya juga banyak membutuhkan graphite dan anode sheet ini," kata dia.
Di sisi lain, ia juga mengungkapkan bahwa peluang pasar global untuk anoda baterai lithium sendiri pada 2024 senilai ratusan triliun hingga 2032.
Setidaknya, berdasarkan kajian tahap awal yang pihaknya lakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), potensi pasar untuk anoda baterai lithium pada 2024 mencapai Rp 230 triliun dengan laju CAGR 30,9% hingga 2032.
"Dengan laju pertumbuhan kumulatif, kalau kami hitung selama 10 tahun, kami hitungnya kemarin dari tahun 2023 sampai tahun 2032, itu kurang lebih 30,9 persen. Itu tadi dari anoda," kata dia.
Begini Komitmen PTBA Perkuat Kontribusi Perempuan Pekerja