Albert Einstein Pernah Ditawari Menjadi Presiden Israel, Tapi Menolak
18-November-24, 22:30Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Albert Einstein adalah salah satu pemikir terbesar abad terakhir, yang menciptakan persamaan terkenal di dunia e=mc2 yang menjelaskan energi yang dilepaskan dalam bom atom.
Einstein juga dikenal dengan penemuannya tentang efek fotolistrik, yang membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1921.
Namun siapa sangka, fisikawan terkenal ini ternyata pernah ditawari menjadi presiden Israel.
Menurut Newsweek, pada tahun 1952, presiden pertama Israel, Chaim Weizmann, menggambarkan Einstein sebagai “orang Yahudi terhebat yang pernah ada”.
Ketika Weizmann meninggal beberapa bulan kemudian, Kedutaan Besar Israel menawarkan jabatan presiden kepada Einstein.
Tawaran ini, yang diselimuti kontroversi dan intrik, menyoroti sebuah babak yang menarik dalam kehidupan Einstein dan sejarah Israel.
Tawaran kepada Einstein datang pada saat yang kritis dalam sejarah Israel.
Rakyat negara yang baru saja terbentuk ini mengagumi Einstein dan duta besar Israel untuk AS, Abba Eban, mendesaknya untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.
Perdana Menteri David Ben-Gurion juga terkesan dengan kecerdasan dan moralitas Einstein, dan karena itulah undangan tersebut diberikan kepadanya.
Namun, terlepas dari kehormatan yang diberikan kepadanya, Einstein dengan hormat menolak tawaran tersebut.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Ben-Gurion, dia mengucapkan terima kasih namun menyebutkan bahwa dia tidak memiliki pengalaman politik dan kualifikasi untuk peran tersebut.
Einstein, yang dikenal karena kerendahan hati dan dedikasinya pada kegiatan ilmiah, merasa bahwa keahliannya ada di tempat lain.
“Saya tidak memiliki bakat alami dan pengalaman untuk berurusan dengan orang lain,” tulisnya, menurut Encyclopaedia Britannica.
Tawaran dan penolakan yang terjadi kemudian memicu perdebatan dan spekulasi di antara para sejarawan dan analis politik.
Beberapa orang memandangnya sebagai kesempatan yang terlewatkan bagi Israel untuk memiliki sosok sekaliber Einstein sebagai pemimpinnya, sementara yang lain memuji kerendahan hati dan kesadaran dirinya dalam mengakui keterbatasannya.
Tawaran jabatan kepresidenan Israel kepada Albert Einstein tetap menjadi catatan kaki yang menarik baik dalam kariernya yang termasyhur maupun dalam sejarah Israel.
Meskipun ia menolak kesempatan itu, warisannya yang abadi sebagai pemikir visioner dan kemanusiaan terus beresonansi dengan orang-orang di seluruh dunia.