Desa Samirono di Semarang Masuk 300 Desa Wisata Terbaik Indonesia, Kelola Biogas untuk Energi Terbarukan
18-November-24, 19:53Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Desa Samirono di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, menjadi salah satu desa wisata unggulan yang memiliki karakteristik unik.
Desa ini menjadikan energi baru terbarukan sebagai daya tarik wisatawan untuk para pengunjung.
Berada di lereng Gunung Merbabu, setidaknya ada 135 rumah warga yang memanfaatkan biogas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Kita sudah lama meninggalkan gas elpiji dan beralih ke biogas ini, sehingga sangat ramah lingkungan dan menekan pengeluaran warga," kata Kepala Desa Samirono Slamet Juriono, Rabu (2/10/2024) di sela acara Samirono Fest 2024.
Juriono mengatakan, biogas tersebut berasal dari kotoran hewan ternak seperti sapi, ayam, dan babi serta limbah.
"Selanjutnya diolah dan disalurkan ke rumah-rumah warga. Kekuatan biogas juga stabil sehingga warga aman dan nyaman menggunakan," ujarnya.
Selain pemanfaatan biogas, wisatawan juga bisa belajar mengolah susu, wisata agro, dan pemanfaatan sampah.
"Di tahun 2024 ini, kami bisa meraih penghargaan 300 desa wisata terbaik di Indonesia dan tujuh besar di tingkat Jawa Tengah," kata Juriono.
Dia menambahkan, Samirono Fest 2024 bertujuan untuk semakin mengenalkan potensi wisata yang dimiliki. Karena selain menampilkan UMKM, juga ada seni tradisi yang dipertunjukkan.
"Dengan demikian seluruh potensi dari berbagai sektor bisa dimaksimalkan," paparnya.
Sementara itu Calon Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyatakan dukungannya untuk pengembangan desa wisata.
"Saat ini di Kabupaten Semarang ada 75 desa wisata, yang kemarin karena Covid-19 ada yang stagnan dan ada yang terus berkembang. Samirono ini termasuk yang berkembang, bahkan hari ini kunjungan SMA dari Jakarta sebanyak 250 orang," ujarnya.
Ngesti menilai, Samirono mampu mengolaborasikan potensi alam, pemanfaatan limbah, serta kekayaan di pertanian.
"Agro buah-buahan yang dikembangkan pasti akan semakin menarik kunjungan wisatawan. Mereka bisa memetik sendiri durian, jeruk, atau mangga. Ini didukung cuaca yang sejuk khas pegunungan," ungkapnya.