B40 Bakal Diterapkan, Harga Kelapa Sawit Diperkirakan Naik pada 2025
18-November-24, 19:39Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) diproyeksi kian meningkat pada 2025.
Hal ini seiring dengan rencana pemerintah menerapkan biodiesel 40 persen (B40), yang berpotensi berdampak terhadap pasokan CPO global.
Pasalnya, penerapan B40 di tengah permasalahan stagnansi produksi CPO akan berdampak terhadap kuota ekspor pengusaha Tanah Air.
Padahal, CPO Indonesia saat ini berkontribusi terhadap 23 persen minyak nabati dunia dan 58 persen produksi CPO dunia.
"Bila pemerintah Indonesia memaksakan program B40, maka harga minyak nabati seperti CPO dan soya akan mengalami kenaikan setidaknya 10-15 persen untuk memenuhi permintaan bagi sektor pangan maupun lainnya," ujar Executive Director ISTA Mielke Gmbh, Thomas Mielke, dalam IPOC 2024, di Nusa Dua, dikutip Selasa (12/11/2024).
Mielke mengatakan, peningkatan harga akan membuat para produsen biofuel enggan memakai CPO sebagai bahan baku utama.
Sebab, beberapa industri biofuel di Amerika maupun Eropa tengah mengalami tekanan secara kinerja keuangan.
Bahkan, Brasil berniat memundurkan program mandatori biodiesel jika harga terus menanjak.
Menurutnya, kenaikan harga minyak nabati akan dimanfaatkan oleh produsen canola, rapeseed, dan sunflowers untuk memperluas wilayah.
Sementara itu, Director Godrej International Ltd, Dorab Mistry, memperkirakan harga CPO pada semester I-2025 berpotensi menembus level 5.000 ringgit Malaysia per ton.
Peningkatan harga terjadi seiring menurunnya produksi di Indonesia dan Thailand.
"Bila tren kenaikan harga CPO terus berlanjut, akan berdampak pada level kompetitif dengan minyak nabati lainnya," katanya.
Managing Director Glenauk Economics, Julian McGill, bilang, saat ini CPO termasuk dalam minyak nabati premium seperti rapeseed.
Kenaikan harga CPO adalah refleksi dari minimnya ketersediaan di pasar.
“Perlambatan pertumbuhan lahan perkebunan menyebabkan pasokan minyak sawit menjadi stagnan. Lihat, ekspor minyak sawit mencapai puncaknya pada 2019 dan tidak pernah kembali ke level tersebut,” ucapnya.