Budiman Tepis Retreat Kabinet Militeristis: Seperti Akademi Sepakbola Biasa
18-November-24, 16:59Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko menampik acara retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Magelang, disebut sebagai bentuk militeristis.
"Saya pikir tidak benar ini militeristik, saya kira di berbagai tempat seperti akademi sepakbola biasa. Tidak ada misalnya latihan tembak-menembak, tidak ada," kata Budiman saat ditemui di Concordia Lounge, Terminal A Bandara Internasional Adisucipto Jogja, Minggu (27/10/2024).
Budiman mengatakan, seragam yang dikenakan saat retreat itu sebagai bagian dari Komando Cadangan yang tidak berkaitan dengan militer.
"Baris berbaris ini sama yang ada di sekolah, itu bukan militeristik. Dipakaikan seragam loreng kan itu komando cadangan yang tidak ada hubungan dengan militeristik," ujar dia.
Budiman juga menyebut acara retret di Akmil Magelang berlangsung santai. Dia bilang, meski sifatnya disiplin, tapi tetap ada toleransi bagi yang tidak mampu.
"Cukup toleran, ada yang tidak ikut secara utuh kegiatan juga ada. Bayangannya Akmil itu kan disiplin," ungkap dia.
Menurut Budiman, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak militeristis. Dia menyebut Prabowo sebagai presiden yang demokratis.
"Mari bedakan antara militer di era demokrasi di era militerisasi. Ini pemerintah demokrasi, saya pikir Pak Prabowo berlatar belakang milter bukan untuk militerisasi pemerintah. Hanya mendisiplinkan dengan baris berbaris, seperti sepakbola," ucap dia.
Tentang Program Menyejahterakan Rakyat
Budiman menambahkan, dirinya mendapat arahan terkait kesejahteraan rakyat miskin. Program itu mengajak masyarakat ekonomi lemah untuk turut menjadi pelaku alias tidak sekadar menjadi objek dalam program.
"(Masyarakat) Tidak hanya menerima, tapi produksi. Diupayakan prioritaskan itu program kerja, program kesempatan krusial, supaya jelas tepat sasaran alih subsidi seperti itu. Orang miskin dipekerjakan dan ditingkatkan kapastitanya dengan bekerja," ujar dia.
Budiman lalu menyinggung kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional. Dia menyebut akan ada kolaborasi antara masyarakat dengan instansi terkait guna mewujudkan 40 ribu dapur gizi hingga tahun 2029.
Fokus kolaborasi ini, ujar Budiman, berupa penyedian bahan pangan. Masyarakat akan mendapatkan peran dalam penyediaan bahan baku. Untuk selanjutnya diolah dan didistribusikan kembali kepada target distribusi program Gizi Nasional.
"Libatkan masyarakat, instansi yang ada, relawan yang ada dan sarjana akan dilibatkan. Banyak tempat sampai 2029 ada 40 ribu dapur akan memasak makanan yang asupan bahan mentahnya disediakan oleh rakyat. Orang miskin dilibatkan, diberi KUR (Kredit Usaha Rakyat) agar bisa bertani, tanam buah, sayur, sehingga bisa dipasok ke dapur," pungkas dia.
Pernyataan Wamen Dalam Negeri
Ditemui secara terpisah di Bandara Internasional Adisucipto Jogja, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya mengatakan Presiden Prabowo Subianto meminta Kabinet Merah Putih langsung bekerja secara efektif dan efisien.
Mantan Wali Kota Bogor ini mengungkapkan, setiap kementerian diminta segera menyusun program kerja, melaksanakannya, dan melaporkannya pada tanggal 7-8 November 2024.
"Sesuai arahan Pak Presiden langsung tancap gas, langsung konsolidasi. Pak Menteri akan pimpin, koordinasikan sesuai arahan Presiden langsung konsolidasi. Pak Presiden minta tanggal 7 atau 8 (November) dilaporkan," kata Bima Arya, Minggu (27/10/2024).
|
Pernyataan Wamen Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan
Sementara itu Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan, Otto Hasibuan mengatakan Prabowo ingin Kabinet Merah Putih kompak.
Otto bilang, Prabowo mendorong agar komunikasi antar menteri dan Kementerian berlangsung secara terbuka. Tujuannya agar tidak ada tumpang tindih dalam program yang sama.
"Bagaimana semua Menteri bersatu, itu paling utama. Jadi beliau menanamkan kepada kita agar kerjasama dan sebagainya berjalan efektif dan ideal," katanya.
"Komunikasi dengan para menteri dan tidak sendiri-sendiri dan bila perlu jemput bola, tidak perlu malu-malu dengan kementerian lain. Itu paling utama, evaluasi secara bersama-sama," sambung Otto.