Melihat Sejarah Pabrik Gula Colomadu, Lambang Perekonomian Praja Mangkunegaran

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Bekas Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, kini menjadi destinasi wisata favorit bagi mereka yang berkunjung ke Surakarta.

Di sini, para pengunjung diajak mengenang kembali perjalanan panjang pabrik gula di Jawa Tengah itu.

Kilas balik, bagaimana sejarah Pabrik Gula Colomadu pada masanya?

Pabrik gula merupakan lambang kemajuan perekonomian Praja Mangkunegaran, salah satu kadipaten di Surakarta.

Dalam buku "Sejarah Panjang Mataram" disebutkan pada 1857-1877, Raja Praja Mangkunegaran, Mangkunegara IV, tak bisa mendapatkan kembali perkebunan yang telah disewa oleh pengusaha Eropa.

Kemudian, ia berpikir untuk mengganti sistem apanage atau tanah lungguh para abdi dalem dan pejabatnya dengan sistem gaji.

Dari tanah apanage tersebut, dikembangkan perkebunan yang ditanami tanaman komoditas ekspor.

Salah satunya adalah dengan menanam tanaman tebu serta mendirikan pabrik gula.

Ada dua pabrik yang diridikan pada masa Mangkunegara IV yaitu Pabrik Gula Colomadu dan Pabrik Gula Tasikmadu, keduanya berada di wilayah Karanganyar.

Awal berdirinya Pabrik Gula Colomadu

Pada 1861, Mangkunegara IV mendirikan pabrik gula. Langkah ini diawalinya dengan meminta persetujuan Residen Belanda di Surakarta. Usulan Mangkunegara IV untuk mendirikan pabrik gula disetujui.

Pabrik itu dibangun oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama R.Kampf. Lokasinya di Desa Krambilan distrik Malang Jiwan yang berada di sebelah utara Kartasura.

Pemilihan lokasi ini karena wilayah tanah dan air yang dinilai mencukupi.

Saat pabrik berdiri, R.Kampf menjadi administratur yang mengelola dan memimpin Pabrik.

Biaya pembangunan pabrik diambil dari hasil perkebunan Mangkunegaran. Sedikit demi sedikit, logistik dan alat-alat untuk produksi gula juga didatangkan.

https://travel.kompas.com/read/2018/07/03/103022327/melihat-sejarah-pabrik-gula-colomadu-lambang-perekonomian-praja-mangkunegaran