Saham Teknologi Reli, Nasdaq Catat Kenaikan Indeks Selama Lima Hari
17-November-24, 20:42NEW YORK, media nasional sebelumnya, seperti yang dilansir oleh kumpulan berita terkini – Bursa saham AS atau Wall Street mayoritas merah pada akhir perdagangan Kamis (31/8/2023) waktu setempat. Sementara itu, indeks saham-saham teknologi yang tergabung dalam Nasdaq mendorong kenaikan selama lima hari berturut-turut.
Nasdaq menguat 0,11 persen pada level 14.034,97. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,48 persen ke posisi 34.721,91, dan S&P 500 turun 0,16 persen ke level 4.507,66.
Meskipun Nasdaq mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut, namun indeks saham terknologi itu masih merah sepanjang 2023. S&P 500 dan Dow sempat menyentuh sesi positif selama empat hari sebelumnya, yang memangkas kerugian bulanan.
Namun demikian, pada bulan Agustus, indeks S&P kehilangan 1,77 persen, sedangkan Nasdaq merosot 2,17 persen, dan 30 saham penghuni Dow turun 2,36 persen. Para ritel pada hari Kamis juga meneliti data inflasi AS yang terbaru.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti meningkat 0,2 persen secara bulan ke bulan di bulan Juli dan 4,2 persen dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. PCE inti adalah indikator inflasi yang diawasi ketat oleh Federal Reserve.
“Pada akhirnya, ekuitas mengikuti jejak obligasi, jadi penurunan imbal hasil Treasury AS yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjembatani kenaikan saham yang lebih besar, setidaknya dalam waktu dekat,” kata Joseph Cusick, wakil presiden senior di Calamos, dikutip dari CNBC.
Saham Salesforce memitigasi beberapa kerugian Dow. Saham tersebut menguat hampir 3 persen setelah perusahaan perangkat lunak tersebut mengumumkan hasil fiskal kuartal kedua dan panduan kuartal ketiga pada hari Rabu yang melebihi ekspektasi analis.
Investor sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke data non-farm payroll yang dirilis Jumat pagi. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan adanya penambahan 170.000.
Para ritel masih berharap bahwa laporan tersebut akan menunjukkan bahwa perekonomian sedang melambat secara signifikan, dan pada akhirnya memberikan alasan bagi bank sentral untuk menghentikan kenaikan suku bunga acuan.