8 Wisata Kota Tua di Indonesia, Tak Cuma di Jakarta
17-November-24, 14:49Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Mendengar nama Kota Tua, mayoritas masyarakat akan teringat dengan kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Namun ternyata, ada sejumlah kawasan kota tua di Indonesia lainnya.
Serupa, kawasan kota tua tersebut mayoritas memiliki bangunan bersejarah yang bergaya Eropa klasik karena dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Beberapa diantaranya menjadi destinasi wisata sejarah yang ikonik.
- Mengenal Sejarah Kota Tua Jakarta, Jantung Ibu Kota di Masa Lampau
- 13 Tempat Wisata Kota Tua Jakarta yang Sarat Sejarah
Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional merangkum wisata kota tua di Indonesia sebagai berikut.
1. Kota Tua Jakarta
Kota Tua Jakarta, atau biasa dikenal sebagai Kotu merupakan salah satu wisata ikonik di ibu kota.
Dion P. Sitohang dan Iwan Solihin (2011) dalam Sejarah Singkat Kota Jakarta, menyebutkan, bahwa Kota Tua Jakarta juga dikenal sebagai Kota Batavia Lama atau Oud Batavia.
Kawasan ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Batavia, dengan luas wilayah sekitar 15 hektare sebelum akhirnya pindah ke Batavia Baru atau Niew Batavia di tanah Weltevreden (sekarang sekitar Gambir, Jakarta Pusat).
Masyarakat bisa menjumpai berbagai bangunan peninggalan era kolonial yang masih kokoh hingga sekarang. Beberapa diantaranya sudah beralih fungsi.
Misalnya, Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Jembatan Kota Intan, Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, dan sebagainya.
2. Kota Lama Semarang
Kota Lama Semarang, merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki gedung-gedung tua dan bersejarah peninggalan Hindia Belanda berusia ratusan tahun.
Melansir dari laman Visit Jawa Tengah, kawasan Kota Lama Semarang adalah wilayah pusat pemerintahan dan perdagangan pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Pada 1678, Semarang sempat jatuh ke tangan Belanda atas kesepakatan dengan Kerajaan Mataram Islam karena Belanda berhasil membantu meredam pemberontakan Trunojoyo.
Wisatawan bisa menjumpai gedung-gedung kuno dengan arsitektur khas Eropa klasik. Misalnya, Gereja Blenduk, Semarang Contemporary Art Gallery, Spiegel Bar and Bistro, Gedung Marba, dan sebagainya.
3. Kota Tua Surabaya
Kawasan Kota Tua Surabaya berada di wilayah utara Kota Pahlawan, yakni di Jalan Karet dan Jembatan Merah, Kota Surabaya. Kawasan ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 10 November 2018 lalu, berdasarkan informasi dari situs Pemerintah Kota Surabaya.
Di masa lalu, kawasan Kota Lama Surabaya berfungsi sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan. Tak heran jika terdapat banyak bangunan kuno yang sarat dengan nilai seni dan sejarah.
Saat ini, Pemerintah Kota Surabaya tengah menata ulang kawasan kota tua tersebut. Rencananya, kawasan Kota Tua Surabaya akan diberi nama Suroboyo Kutho Lawas, yang akan terkoneksi dengan tempat wisata lainnya, seperti Monumen Kapal Selam, Alun-alun Surabaya, Tunjungan Romansa, Rumah Bung Karno, dan Kya-Kya.
- Baca juga:
- Kota Tua di Surabaya Akan Dilengkapi Wisata Susur Sungai dan UMKM
- Kebun Binatang Surabaya: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik
4. Sekanak, Palembang
Sebagai kota tertua di Indonesia yang berusia 1.341 tahun, tidak heran jika Palembang memiliki kawasan Kota Tua, yakni Sekanak. Kini, kawasan Sekanak terkenal sebagai pasar pisang.
Namun, berdasarkan informasi dari Tribun Palembang, Sekanak dulunya adalah kediaman bangsawan Palembang yang memiliki hubungan erat dengan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II.
Keberadaan bangsawan-bangsawan tersebut, menjadikan Sekanak sebagai pusat perdagangan dan perekonomian kala itu. Namun, setelah berakhirnya zaman Kesultanan Palembang Darussalam, sebagian bangsawan mulai meninggalkan kawasan tersebut.
5. Kota Lama Kesawan, Medan
Kota Lama Kesawan merupakan kawasan kota tua di Medan, Sumatera Utara. Terdapat sejumlah bangunan kuno sarat sejarah di kawasan ini.
Melansir Antara, setidaknya ada tiga bangunan tua yang lokasinya saling berdekatan di Kesawan, Medan. Meliputi, Tjong A Fie Mansion, Masjid Lama di Gang Bengkok, dan Warenhuis.
Pemerintah Kota Medan tengah melakukan revitalisasi Kesawan menjadi kawasan wisata baru di Medan bertema heritage.
- Medan Promosikan Wisata Medis, Bisa Berobat Sambil Rekreasi
- 10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah
6. Padang Lama, Padang
Kota Tua Padang atau dikenal juga sebagai Padang Lama merupakan kawasan cagar budaya yang berada di sepanjang Sungai Batang Arau. Kawasan ini merupakan salah satu jalur rempah Nusantara, seperti dikutip dari situs Jalur Rempah Kemendikbud.
Di kawasan tersebut, terdapat Pelabuhan Muara yang menjadi gerbang antarpulau menuju Kabupaten Mentawai, sekaligus pelabuhan tertua di Sumatera Barat yang sudah digunakan sejak abad ke-17.
Kota Tua Padang dulunya adalah pusat perdagangan VOC sejak 1663. Oleh sebab itu, masyakarat bisa menjumpai bangunan kuno Belanda di kawasan Kota Tua Padang.
7. Jalan Braga, Bandung
Kawasan kota tua selanjutnya berada di Bandung, yakni Jalan Braga yang merupakan salah satu ikon wisata Kota Kembang. Mengutip reporter media nasional yang mempublikasikan, sebagaimana disebutkan oleh kumpulan berita terkini (6/6/2017), daya tarik Jalan Braga adalah deretan bangunan peninggalan Belanda bergaya arsitektur art deco yang masih terawat.
Ada banyak spot foto Instagramable di jalan sepanjang 900 meter tersebut. Wisatawan juga bisa mencicipi aneka kuliner maupun kopi lezat di kafe-kafe sepanjang Jalan Braga.
Jalan Braga membentang dari pertigaan Jalan Asia Afrika-Jalan Braga sampai ke perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Braga.
8. Kota Tua Ampenan, Mataram
Kota Tua Ampenan berlokasi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kawasan cagaar budaya ini, memiliki sejumlah bangunan bergaya arsitektur Eropa klasik karena dibangun pada masa pemerintahan Belanda, seperti dikutip dari media nasional sebelumnya, seperti yang dilansir oleh kumpulan berita terkini (8/2/2022).
Pada masa penjajahan Belanda, Kota Ampenan merupakan kota tersibuk di Pulau Lombok, lantaran menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan. Kemudian, pemerintah Belanda memindahkan ibu kota pemerintahan dari Ampenan ke Kota Mataram.
Oleh sebab itu, wisatawan bisa menjumpai beragam bangunan bergaya Eropa klasik di Kota Tua Ampenan. Kini, bangunan-bangunan tersebut masih berfungsi sebagai kantor dan toko.