Mantan Menlu Marty Natalegawa: RI Tak Bisa Bergantung ke Utang dari Satu Negara

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyebutkan, profil utang luar negeri Indonesia berpengaruh terhadap posisi negara dalam peta geopolitik global.

Besarnya pengaruh itu pun tergantung dengan asal negara yang memberikan utang serta eksposur terhadap total utang yang dimiliki Indonesia.

"(Profil utang Indonesia) tentu sangat mempengaruhi (posisi Indonesia di kancah global)," kata Marty pada acara Indonesia Knowledge Forum 2024, di Jakarta, Selasa (12/11/2024).

FREEPIK/FREEPIK Utang pemerintah Indonesia turun sebesar Rp 40,76 triliun per akhir Agustus 2024.

Oleh karenanya, Marty menilai, Indonesia perlu mendefinisikan batasan risiko dari toleransi utang luar negeri yang dilakukan dari suatu negara.

Batasan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apakah Indonesia sudah tergantung dengan satu pihak atau negara dalam melakukan pembiayaan dari luar negeri.

"Kadang kala we jump langsung, terjun kepada satu situasi misalnya mengambil suatu peluang, apakah perdangan, peluang keuangan, sovereign debt, dan seterusnya, tanpa melihat ada suatu benchmark," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia tidak bisa bergantung terhadap satu negara dalam melakukan penarikan utang luar negeri, sebab dapat memicu risiko yang lebih besar dari ancaman ketidakpastian.

Dengan adanya acuan batasan risiko toleransi, Indonesia dapat memitigasi ketergantungan utang dari satu negara.

"Ini yang kami coba perkenalkan, coba kita sarankan kepada rekan-rekan perekonomian nasional, apakah badan usaha, Anda harus mendefinisikan risiko toleransi Anda," ucapnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) sampai dengan Mei 2024, Singapura masih menjadi negara yang memberikan utang luar negeri (ULN) paling banyak ke Indonesia.

https://money.kompas.com/read/2024/11/12/144505826/mantan-menlu-marty-natalegawa-ri-tak-bisa-bergantung-ke-utang-dari-satu-negara