Di Balik Moncernya Bisnis Kerupuk Kulit Patin hingga Tembus Pasar Malaysia
17-November-24, 01:49MEDAN,KOMPAS.comĀ - Bagi suami istri, Fitriadi (46) dan Tri Handayani (40), usaha kerupuk kulit ikan patin yang mereka geluti, bukan sekadar bisnis. Keduanya, ingin membuka lapangan kerja sebesar-besarnya bagi masyarakat di sekitar rumahnya.
Niat tulus itu membuahkan hasil. Di tahun ke-8 menjalankan bisnis, kerupuk patin dengan brand Raja Patin ini, diminati hingga penjuru Indonesia. Bahkan sudah ekspor hingga Malaysia.
Karena ramai peminat, keduanya kewalahan menerima orderan, meski sudah memiliki 32 karyawan.
Karenanya, dalam sebulan ke depan, Tri Handayani dan Fitriadi akan membuat pabrik untuk memperbesar volume produksi Raja Patin. Ratusan pekerja pun akan direkrut.
Debby (28) bersama 7 karyawan Raja Patin lainnya, tampak cekatan mengemas kerupuk Raja Patin di rumah Tri Handayani di Desa Sugiharjo, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (28/10/2024).
Debby bertugas memasukkan kerupuk ke dalam ratusan kardus.
Banyaknya orderan, membuat tumpukan kardus yang disusun Debby setinggi 3 meter.
Setelah Raja Patin dikemas, mobil box hilir mudik mengantar makanan ringan tersebut ke berbagai pasar modern. Begitu lah kesibukan sehari-hari yang terlihat di rumah Tri Handayani yang sekaligus dijadikan tempat pengolahan Raja Patin.
Hampir semua pekerja di Raja Patin, warga Desa Sugiharjo, termasuk Debby.
Debby diketahui sudah 8 tahun bekerja bersama Tri Handayani. Begitu juga dengan suami Debby. Bedanya sang suami di bagian penggorengan kulit patin.
Debby sangat bersyukur bekerja di Raja Patin, karena setiap bulannya dia memperoleh penghasilan sekira Rp 3 juta. Ekonomi keluarga pun bisa terbantu.
"Awalnya saya kesulitan mendapat pekerjaan, bersyukur bisa kerja di sini jadi bisa membantu beli susu anak, popok bayi, dan bantu suami memenuhi kebutuhan ekonomi," ujar Debby di sela sela aktivitasnya mengemas kerupuk patin, kepadasalah satu media informasi.
Energi Pemacu Semangat
Tri mengatakan, bisa membantu perekonomian warga di sekitar rumah, merupakan energinya untuk mengembangkan usaha Raja Patin. Menurutnya makin maju usahanya, maka makin banyak orang yang terbantu.
"Saya dari awal adalah bagaimana memakmurkan, membantu negara ini enggak pun besar kecil daripada kita ribut, ngeluh lapangan kerja," ujarnya
Namun kata dia kesuksesannya yang diraih tidak semudah membalikkan telapak tangan, dia masih ingat betul jatuh bangun dirinya saat merintis usaha Raja Patin ini.
Merintis Usaha
Awalnya ide bisnis ini muncul lantaran sang suami Fitriadi dipecat dari pekerjaannya pada pertengahan 2016.
"Suami saya dulu memang bekerja perusahaan di bidang perikanan yang memang ngurusin filleting ikan patin, jadi tahu bahwasannya ada loh limbah ikan patin yang kulitnya, kepalanya, durinya itu nggak terpakai," ujar Tri.