15 Siswa SMP di Madiun Kesurupan Saat Upacara Sumpah Pemuda
16-November-24, 22:08Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Sebanyak 15 siswi SMPN 2 Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dilaporkan mengalami kesurupan massal saat mengikuti upacara peringatan Sumpah Pemuda di lapangan sekolah tersebut, pada Senin (28/10/2024).
Akibat kejadian ini, para siswa dipulangkan dan aktivitas sekolah secara tatap muka diliburkan mulai besok.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, yang dikonfirmasi kumpulan berita terkini melaporkan hal tersebut, seperti yang diberitakan oleh media nasional sebelumnya pada Senin siang, membenarkan peristiwa kesurupan yang menimpa 15 siswi SMPN 2 Kare.
"Tadi kepala sekolah datang ke sini melaporkan ada 15 siswi yang mengalami kesurupan," kata Zubaidah.
Zubaidah menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika satu siswi mengalami kesurupan saat upacara berlangsung.
Tak lama kemudian, siswi lainnya ikut kesurupan hingga upacara selesai dengan total 15 orang yang terlibat.
Menurut Zubaidah, kejadian kesurupan tersebut berlangsung tiba-tiba, dan tidak ada laporan mengenai kejadian aneh sehari atau beberapa hari sebelum insiden tersebut.
"Selama saya tiga tahun bertugas (sebagai kepala dinas), baru kali ini kejadian kesurupan menimpa siswi SMPN 2 Kare," ungkapnya.
Menanggapi kejadian ini, Zubaidah menyatakan bahwa mulai besok seluruh siswa SMPN 2 Kare akan belajar dari rumah secara daring.
Keputusan ini diambil untuk memberikan kenyamanan bagi siswa dan orangtua agar tidak merasa resah setelah insiden tersebut.
Zubaidah juga meminta pihak sekolah untuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan, puskesmas, aparat kepolisian, dan TNI sebelum siswa kembali mengikuti pembelajaran tatap muka.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kesurupan massal.
"Hal ini untuk mengetahui kemungkinan adanya tekanan yang berat atau trauma yang dialami para siswa sehingga muncul secara tiba-tiba. Untuk itu, diperlukan pihak kesehatan untuk mengontrol kejadian tersebut," kata Zubaidah.
Ia juga meminta sekolah menggelar doa bersama sebelum siswa mengikuti pelajaran secara tatap muka pada Rabu (30/10/2024).
Sementara itu, bagi siswi yang belum pulih akibat kesurupan, diperbolehkan tidak masuk hingga kondisi kesehatannya membaik.
Zubaidah menekankan pentingnya orang tua berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan terdekat untuk mengetahui penyebab trauma dan solusi pengobatannya.
"Orang tua juga harus menguatkan mental anak agar tidak stres dan trauma, sehingga tidak menimbulkan kesadaran yang tidak terkontrol," tuturnya.
Selain itu, Zubaidah meminta agar aparat polisi dan TNI bersiaga di sekolah dalam beberapa hari ke depan, mengingat jumlah guru laki-laki di sekolah tersebut hanya lima orang.
Hal ini dianggap perlu untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.