Kasus Dugaan Pelecehan Guru Ngaji di Gunungkidul Naik ke Tahap Penyidikan, Ini Kata Kapolres
16-November-24, 21:37Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Jajaran kepolisian setempat menaikkan status kasus dugaan pelecehan seksual guru ngaji di Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ke tahap penyidikan.
"Kami sampaikan kasus dugaan pelecehan seksual, sudah naik ke sidik (penyidikan) hari ini," kata Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini saat ditemui di Mapolres Gunungkidul, Senin (29/7/2024).
Pihaknya mengaku sudah melakukan pemeriksaan korban di rumah sakit.
Total ada empat keluarga yang melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual guru ngaji tersebut.
Setelah statusnya naik ke tahap penyidikan, pihaknya akan melakukan gelar perkara terkait kasus tersebut.
"Sudah memeriksakan semua korban ke rumah sakit," kata dia.
Guru ngaji diusir dari rumahnya
Dalam kesempatan yang sama, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Ahmad Mirza menambahkan, pihaknya merencanakan pemeriksaan para korban pada hari ini, Senin. Namun, pihaknya masih menunggu laporan kesehatan dari rumah sakit.
"Kita rencanakan hari ini, tapi menunggu keterangan kesehatan dari rumah sakit," kata Ahmad.
Sebelumnya, seorang guru ngaji di Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, DIY, diusir dari kampungnya karena diduga melakukan pencabulan terhadap 10 anak didiknya.
Keluarga tidak menempuh jalur hukum karena takut psikis anaknya terganggu.
PJ Lurah setempat Subariman membenarkan kejadian ini. Pihaknya menerima informasi, belasan anak belajar TPA di rumah gurunya berinisial S (30), mengalami kejadian tidak senonoh atau pelecehan.
"Yang bersangkutan mengakui tangannya geser nyenggol," kata Subariman saat dihubungi melalui telepon, Senin
Sudah dilakukan pertemuan dengan 10 orangtua anak yang diduga dilecehkan, dan disepakati S diusir dari rumahnya pada Kamis (18/7/2024). S diberikan waktu 1x24 jam untuk meninggalkan tempat tinggalnya.
Sementara 2 anak dan istrinya tetap di rumah, karena anaknya masih kecil. Alasan orangtua mengusir, karena takut psikologi anak terganggu.
"Yang meninggalkan lokasi itu yang cuma yang pria, anak dan istrinya masih di rumah. Mungkin menunggu sudah mapan terlebih dahulu," kata dia.
Subariman mengatakan, psikologi para korban saat ini sudah biasa. Namun saat dibicarakan kembali, ada anak yang murung.