Eksploitasi Anak di Pariaman: Kakak jadi Mucikari, Jual Adik Tiri untuk Biaya Hidup
16-November-24, 19:30Dikutip oleh kumpulan berita terkini dari media nasional Indonesia, PARIAMAN - Kasus eksploitasi anak terjadi di Kota Pariaman, di mana seorang saudara tiri berinisial R (16) berperan sebagai mucikari dengan menjual adik tirinya, K (14), kepada lima pria hidung belang demi memenuhi kebutuhan ekonomi pribadinya.
Menurut Kapolres Pariaman, AKBP Andreanaldo Ademi, kasus ini bermula ketika R merayu K untuk mencarikan pekerjaan di sebuah kafe.
Kala itu K posisinya juga baru putus sekolah karena masalah ekonomi. Tapi, ia tidak semerta-merta ikut bujuk rayuan dari kakak tirinya karena sejumlah pertimbangan.
"Korban ini takut, kerja di kafe karena takut tidak diizinkan oleh orangtuanya. Tapi R bersikukuh mengajak K, dengan menyuruhnya memberi alasan pada orang tua K," tuturnya saat jumpa pers di Pariaman, Senin (9/9/2024).
Alasan tersebut, K diminta untuk berbohong pada orang tuanya bahwa ia akan tinggal di rumah neneknya, sedangkan kenyataannya korban tinggal di kosan R di kawasan Pariaman.
Menyikapi alasan tersebut, K langsung berangkat dari rumah orang tuanya dan tinggal di kosan R.
Sehari bermalam di kosan R keesokannya, K langsung di bawa R bertemu lima pria hidung belang di Pantai Gandoriah.
Di sana K sempat menolak untuk dijual oleh kakak tirinya, tapi korban diancam oleh kakak tirinya, dengan senjata tajam yang dibawa oleh lima pria hidung belang tersebut.
"Sehingga K tidak bisa mengelak, akhirnya K dibawa ke Pantai Sunur dan langsung melayani kelima pelaku tersebut," ujarnya.
Tidak hanya sekali korban dijual oleh saudara tirinya sebanyak tiga kali, sejak bulan Juni hingga Juli 2024.
Selama dijual oleh kakak tirinya korban disekap di kosan R sehingga tidak bisa melarikan diri.
R menyebut, selama ia menjual adik tirinya ia memperoleh uang Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu sekali dijual.
Uang hasil menjual adik tirinya, R terkadang memberi persentase pada adiknya. Sisa uang lainnya ia gunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.(*)